Suara.com - Pengusaha mengeluhkan masih tingginya suku bunga pinjaman (lending rate) untuk pelaku Usaha Kecil dan Menengah. Padahal, kontribusi UKM ini bagi perekonomian tidak kecil. Karena itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bahlil Lahadalia mengusulkan agar sebagian dana Bansos dialihkan untuk subsidi bunga pinjaman bagi pelaku UKM.
“Kita usul supaya sebagian dana Bansos dialihkan untuk subsidi bunga UKM, bila bank memang merasa tidak feasible menurunkan sendiri bunga pinjamannya,” ujar Calon Ketua Umum Hipmi 2015-2017 ini dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Selasa (6/1/2015).
Bahlil mengatakan, cost of fund pelaku UKM saat ini sangat tinggi. Sementara harga pokok produksi (HPP) UKM makin tinggi. Hal inilah yang membuat UKM semakin sulit bersaing dengan produk industri kecil dari negara lain seperti Cina.
Bahlil memberi tantangan pemerintahan Jokowi-JK membuat terobosan agar bunga pinjaman UKM dapat menyentuh single digit. Salah satu solusi yang dapat dikaji adalah melakukan subsidi bunga buat UKM.
”Subsidi buat UKM merupakan subsidi yang produktif sebab bukan subsidi konsumtif seperti subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak). Dampaknya langsung kelihatan di pertumbuhan ekonomi dan peningkatan fiskal,” paparnya.
Presiden Joko Widodo akan memusatkan dana bantuan sosial (Bansos) sebesar Rp 91,8 triliun di perbankan. Jokowi berkukuh untuk menjadikan industri perbankan nasional sebagai satu-satunya institusi yang akan mengelola dana yang kini tersebar di 18 kementerian/lembaga tersebut.
Dana bansos tahun 2014 mencapai Rp 91,8 triliun, termasuk di dalamnya alokasi untuk pembayaran iuran premi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk 86,4 juta orang miskin senilai Rp 19,9 triliun.
Bahlil menjelaskan, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah selama ini sudah menjamin kredit macet UKM diperbankan. Namun penjaminan tersebut masih berupa penjaminan terhadap risiko yang ditanggung perbankan. Sehingga belum cukup membantu ekstensifikasi penyaluran kredit UKM yang lebih massif. “Itu sebabnya, kami usul ada subsidi bunga,” ujar dia.
Selain berasal dari Bansos, Hipmi juga memberi usul agar anggaran subsidi diambil dari dana-dana pembinaan UKM di sekitar 20 kementrian. “Itu belum termasuk dana-dana PKBL di BUMN-BUMN yang pengelolaannya malah dikembalikan untuk kepentingan pemasaran atau corporate brand yang dananya mencapai triliunan rupiah,” papar Bahlil.
Tag
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Bullion Connect 2025: Forum Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Bulion Nasional
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Daftar Maskapai Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta, Mulai Berlaku Pekan Ini
-
Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400
-
BI Bakal Hati-hati Kelola Utang Indonesia yang Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor