Suara.com - Direktur Utama Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan keberadaan bank infrastruktur nasional diperlukan untuk membantu pembiayaan pembangunan nasional.
"Untuk jangka panjang keberadaan bank infrastruktur itu memang diperlukan," katanya usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI untuk membahas evaluasi kinerja 2014 dan rencana kerja 2015 di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bank infrastruktur menjadi penting untuk mengatasi permasalahan pembiayaan yang saat ini belum bisa ditopang secara menyeluruh oleh bank komersial bangsa.
"Karena sumber dana daripada bank infrastruktur ini akan berbeda daripada sumber dana bank komersial seperti kami. Jadi, ke depannya memang ini sangat diperlukan," ujarnya.
Kebutuhan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur telah menarik perhatian bank-bank negara lain untuk berpartisipasi aktif dalam pembiayaannya.
Menurutnya, bank-bank yang ingin berpartisipasi menyediakan dana itu sebenarnya bisa menjadi mitra dari bank infrastruktur.
Sementara negara Indonesia belum memiliki bank infrastruktur, katanya, setidaknya pihaknya bisa menjadi mitra bank asing tersebut.
Dengan menjadi mitra, lanjutnya, bank asing tidak seratus persen menguasai pembiayaan infrastruktur, namun tetap ada andil dari bank nasional.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pengadaan sarana infrastruktur merupakan masalah multidimensi namun pemerintah mencoba untuk menyelesaikan salah satu problem paling krusial yaitu skema pembiayaan, karena terbatasnya dana dari pemerintah.
"Kendala infrastruktur adalah kombinasi dari budget yang terbatas dengan BUMN yang tidak terlalu antusias untuk mengakomodasi infrastruktur. Kondisi ini ditambah dengan iklim investasi yang kurang menarik, karena ada masalah pengadaan tanah," jelasnya. Untuk itu, ia mengharapkan Bank Infrastruktur yang segera terbentuk dari penyatuan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Pusat Investasi Pemerintah dapat terlaksana dan menjadi penyedia dana jangka panjang bagi pendanaan infrastruktur di Indonesia.
Selain itu, kehadiran lembaga pembiayaan ini mampu menciptakan sinergi dengan investor swasta, "private equity" dan sektor perbankan untuk meningkatkan partisipasinya dalam pendanaan proyek infrastruktur yang membutuhkan sumber pembiayaan besar
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden