Ilustrasi mata uang dolar AS. [Shutterstock]
Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (15/4/2015) atau Kamis pagi WIB. Hal itu dikarenakan data ekonomi yang keluar dari negara itu secara keseluruhan dilaporkan negatif.
Seperti dilaporkan pihak Federal Reserve, produksi industri AS turun 0,6 persen pada Maret, setelah naik 0,1 persen pada Februari. Untuk kuartal pertama 2015, produksi industri turun pada tingkat tahunan 1,0 persen. Ini jadi penurunan kuartalan pertama sejak kuartal kedua 2009.
"Dolar yang kuat, ekonomi global yang lemah dan pelemahan dalam industri minyak, kemungkinan semua berkontribusi pada penurunan. Cuaca dan pelambatan mungkin telah merugikan produksi juga," ungkap Chris Low, Kepala Ekonom di FTN Financial, melalui sebuah catatan analisisnya.
Sementara itu pula, menurut Empire State Manufacturing Survey yang dirilis pada Rabu oleh Federal Reserve, informasi utama indeks kondisi bisnis umum turun menjadi minus 1,19 dari 6,90 pada bulan sebelumnya. Indeks dolar, yang mengukur "greenback" terhadap enam mata uang utama, dilaporkan turun 0,36 persen menjadi 98,381 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0682 dolar dari 1,0658 dolar di sesi sebelumnya. Sementara pound Inggris naik menjadi 1,4845 dolar dari 1,4781 dolar, dan dolar Australia juga naik ke 0,7681 dolar dari 0,7630 dolar AS.
Dolar AS juga dibeli 118,91 yen Jepang, lebih rendah dari 119,39 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS pun turun menjadi 0,9642 franc Swiss dari 0,9728 franc Swiss sebelumnya, serta turun menjadi 1,2307 dolar Kanada dari 1,2491 dolar Kanada sebelumnya. [Antara/Xinhua]
Seperti dilaporkan pihak Federal Reserve, produksi industri AS turun 0,6 persen pada Maret, setelah naik 0,1 persen pada Februari. Untuk kuartal pertama 2015, produksi industri turun pada tingkat tahunan 1,0 persen. Ini jadi penurunan kuartalan pertama sejak kuartal kedua 2009.
"Dolar yang kuat, ekonomi global yang lemah dan pelemahan dalam industri minyak, kemungkinan semua berkontribusi pada penurunan. Cuaca dan pelambatan mungkin telah merugikan produksi juga," ungkap Chris Low, Kepala Ekonom di FTN Financial, melalui sebuah catatan analisisnya.
Sementara itu pula, menurut Empire State Manufacturing Survey yang dirilis pada Rabu oleh Federal Reserve, informasi utama indeks kondisi bisnis umum turun menjadi minus 1,19 dari 6,90 pada bulan sebelumnya. Indeks dolar, yang mengukur "greenback" terhadap enam mata uang utama, dilaporkan turun 0,36 persen menjadi 98,381 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0682 dolar dari 1,0658 dolar di sesi sebelumnya. Sementara pound Inggris naik menjadi 1,4845 dolar dari 1,4781 dolar, dan dolar Australia juga naik ke 0,7681 dolar dari 0,7630 dolar AS.
Dolar AS juga dibeli 118,91 yen Jepang, lebih rendah dari 119,39 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS pun turun menjadi 0,9642 franc Swiss dari 0,9728 franc Swiss sebelumnya, serta turun menjadi 1,2307 dolar Kanada dari 1,2491 dolar Kanada sebelumnya. [Antara/Xinhua]
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group