Suara.com - Guna meningkatkan investasi hijau di Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal menggelar forum Tropical Landscape Summit bertema A Global Investment Opportunity selama dua hari, Senin-Selasa, (27 - 28/4/2015). Acara tersebut dihadiri 200 investor asing.
Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai target realisasi penanaman modal ramah lingkungan sebesar 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.297 triliun pada tahun 2019. BKPM menargetkan pertumbuhan investasi mencapai 20 persen per tahun.
"Kita mempromosikan betapa pentingnya investasi hijau ini harus diwujudkan. Dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan meski dalam jumlah kecil, maka industri bisa berinovasi misalnya dengan program daur ulang dan produk ramah lingkungan lainnya," kata Kepala BKPM Franky Sibarani di Hotel Shangri La, Jakarta.
Selain itu, dengan kebijakan keringanan pajak penghasilan (tax allowance) yang memasukkan 10 sektor investasi hijau dalam penerima fasilitas tersebut, membuat optimistis BKPM dalam merealisasikan target investasi hijau akan tercapai.
Pasalnya, selama ini banyak investor yang kurang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia karena minimnya insentif yang didapat.
"Tantangannya banyak sekali, mereka ogah karena tidak adanya insentif. Makanya dengan adanya tax allowance ini bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi hijau," katanya.
Kebijakan tax allowance dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang potongan atau penghapusan Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Tertentu dan atau di Daerah-Daerah Tertentu.
Salah satunya di investasi hijau. Sektor investasi hijau yang ditambahkan ke dalam daftar penerima fasilitas tax allowance, antara lain pengusahaan tenaga panas bumi, transportasi perkotaan, dan pembangkit listrik ramah lingkungan. Selain itu, masuk pula industri pemurnian dan pengolahan gas alam, industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian (fragrance), industri lampu tabung gas ( LED), pengadaan gas alam dan buatan, penampungan penjernihan dan penampungan air bersih, serta kawasan pariwisata.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah