Suara.com - Perum Badan Urusan Logistik mengakui saat ini belum bisa merealisasikan penyaluran beras rakyat miskin secara maksimal. Hingga saat ini baru tersalurkan sekitar 90 persen.
"Penyaluran Raskin pada posisi kemari itu tercatat satu juta 40 ribu ton, kurang lebih sudah 90 persen hingga akhir bulan Mei," kata Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari Pelitasari dalam diskusi Pangan Kita di Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Senin (1/6/2015).
Menurut Lely rendahnya realisasi penyaluran beras raskin lantaran adanya tunggakan di daerah yang sulit dijangkau.
Untuk daerah yang sulit dijangkau, kata dia, distribusi beras dilakukan satu atau dua bulan sekali.
Permasalahan lainnya, kata dia, belakangan ini banyak penerima beras raskin yang complain karena beras yang mereka kurang bagus. Menanggapi hal tersebut, Lely mengakui memang ada masyarakat yang mengeluhkan kualitas beras.
Dia menjelaskan di beberapa titik distribusi ditemukan beras raskin yang waktu penyimpanannya sudah melebihi batas waktu sehingga mempengaruhi memiliki kualitas.
Hal itu terjadi lantaran beras stok tahun 2014 masih ada yang belum terdistribusikan, akibatnya mengalami penumpukan di gudang daerah.
“Yang diterima itu stok 2014. Tugas Bulog menyalurkan beras dari gudang ke titik distribusi, ketika ditemukan beras dengan kualitas tidak bagus di titik distribusi sebenarnya merupakan kewenangan pemerintah daerah setempat,” kata dia.
Lely mengatakan Bulog akan tetap berusaha mempertahankan kualitas beras. Pada tahun ini, Bulog melakukan regulasi yang agak ketat dalam pembelian beras sehingga diharapkan tidak ada lagi dikeluhkan masyarakat.
“Kami telah melakukan monitoring kualitas beras setiap dua pekan dan tahun ini intensitasnya ditingkatkan menjadi setiap satu pekan oleh internal quality control Bulog,” kata dia.
Bulog menjamin beras raskin tahun ini bukan beras tahun 2014.
“Tahun ini bulan ini juga enggak akan lagi pake stok 2014, karena semua sudah disalurkan. Jadi stoknya pakai yang 2015,” kata dia.
Berdasarkan data Bulog pada 2014, Perum Bulog telah menyalurkan beras raskin sebanyak 2,75 juta ton dengan ukuran 15 kilogram per kantong. Dari jumlah tersebut, Bulog mencatat jumlah beras dengan kualitas tidak baik yang dikembalikan dan diganti hanya sekitar kurang dari 0,5 persen. Meski jumlahnya sedikit, Bulog tetap melakukan upaya perbaikan dan perawatan gudang di sejumlah divre.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
Terkini
-
PGN dan Dart Energy Teken Perjanjian Jual-Beli Gas Metana Batubara
-
Kemenhub Proyeksikan 119,5 Juta Orang Wara-wiri pada Nataru
-
Bongkar Strategi BUMN Migas Jaga Kepercayaan Investor Asing
-
Usai Ancam Bekukan Bea Cukai, Purbaya: Sekarang Lebih Aktif Razia, Hampir Sulit Disogok
-
Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026
-
MORA Resmi Merger dengan MyRepublic, Sinar Mas Ambil Kendali
-
Purbaya Klaim Coretax Siap Pakai, 60 Ribu Orang Sukses Login Bersamaan
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh