Suara.com - Untuk mempermudah penyeimbangan harga gas, pemerintah sebaiknya menunjuk agregator tunggal dan pilihannya tidak kepada swasta, namun cukup menunjuk satu BUMN energi seperti Pertamina.
"Idealnya agregator gas cukup satu saja. Dengan begitu akan memiliki daya tawar terhadap produsen gas supaya tidak ada permainan harga," kata mantan Sekjen Kementerian ESDM Djoko Darmono kepada media di Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Menurut dia, sangat pantas bila pemerintah menunjuk Pertamina selaku agregator tunggal karena merupakan BUMN milik Pemerintah. Menurut Djoko, selaku agregator tunggal, Pertamina sebagai BUMN memiliki portofolio yang kuat di bidang gas, baik di tingkat internasional maupun domestik.
"Dengan begitu, Pertamina akan mampu menjamin suplai gas, baik melalui produksi sendiri maupun impor," kata Djoko.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Muslimin Anwar mengingatkan konsep pemerintah melibatkan swasta menjadi agregator gas bukanlah pilihan yang tepat. Sebab, agregator gas akan memiliki peranan strategis dalam mengelola pasokan dan permintaan, menyeimbangkan harga gas, dan mengembangkan jaringan infrastruktur.
"Saya optimistis, Pertamina dapat menormalisasikan harga gas dengan cara melalui agregasi produk gas upstream yang saat ini dimilikinya. Di samping itu, Pertamina juga memiliki, mengembangkan dan mengelola existing infrastruktur gas seperti LNG, Regas, FSRU, Pipelines, CNG dan SPBG," kata Muslimin Anwar.
Dia menambahkan, pasar di Indonesia yang terbagi pada beberapa pulau dan sumber daya yang ada, maka sudah saatnya menerapkan konsep agregator gas untuk mengamankan pasokan, mengelola fluktuasi permintaan dan memastikan harga dalam batas kewajaran.
"Agregator gas memiliki lima peranan, yaitu sebagai suplly management, demand management, agregate price, developing infrastructure network dan trading platform. Sehingga agregator tunggal membuat pengelolaan gas bisa lebih terkendali," kata Muslimin.
Dia mengingatkan, sebagai perusahaan yang 100 persen dimiliki oleh negara, Pertamina sangat tepat ditunjuk Pemerintah menjadi agregator gas. Pertamina mempunyai portofolio yang kuat pada gas (LNG) internasional dan domestik. Dengan pengalaman semacam itu, BUMN ini dalam menjamin suplai gas (LNG) baik melalui produksi sendiri maupun impor. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
CPNS Kemenkeu 2026 Tidak Dibuka untuk Sarjana Non-kedinasan: Hanya Lulusan SMA
-
Kronologi Kader PKB Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi, Cukup Lulusan SMA
-
OJK Awasi Ketat Penyalahgunaan Barang Jaminan di Bisnis Gadai
-
Prediksi Jadwal dan Formasi CPNS 2026: Formasi, Seleksi Administrasi dan Ujian
-
Promo Superindo Hari Ini: Katalog Lengkap 17-20 November 2025, Surganya Diskon!
-
Soal Isu Merger dengan GOTO, Presiden Grab: Ngapain? Pertumbuhan Kami Lagi Bagus di Indonesia!
-
Menkeu Purbaya Mau Cacah Baju Thrifting, UMKM Mau Tampung?
-
100 Rumah Tangga Fakfak Dapat Listrik Gratis lewat Program BPBL
-
Muncul Penipuan Pembiayaan Mekaar Digital, PNM Imbau Masyarakat Lebih Waspada
-
Emiten Kelapa Sawit MKTR Raup Laba Bersih Rp 36,78 Miliar di Kuartal III-2025