Suara.com - Harga minyak dunia naik pada Selasa (Rabu pagi WIB) terangkat ekspektasi penurunan lebih lanjut dalam persediaan AS dan data positif di zona euro yang bisa menandakan permintaan kuat.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 63 sen menjadi ditutup pada 61,01 dolar AS per barel pada hari pertama perdagangan kontrak Agustus di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus berakhir di 64,45 dolar AS per barel di perdagangan London, naik 1,11 dolar AS dari penyelesaian Senin.
Pasar minyak telah pulih dari tingkat yang lebih rendah meskipun dolar menguat, "dengan PMI zona euro lebih kuat dari perkiraan dan berharap bahwa kesepakatan utang Yunani akan tercapai, membantu mendukung harga bergerak lebih tinggi," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Harapan "bullish" untuk laporan minyak Departemen Energi AS pada Rabu juga mengangkat harga, karena para analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun lagi untuk kedelapan minggu berturut-turut.
Pasar "mencari hasil imbang 1,3 hingga 1,5 juta barel dalam penyimpanan untuk minyak mentah" dan penurunan sekitar setengah juta barel dalam stok bensin, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Yawger mengatakan hal itu tidak biasa melihat kinerja yang kuat di pasar minyak ketika dolar telah kuat sepanjang hari, "sehingga ada misteri di pasar." Sebuah greenback menguat cenderung membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar kurang menarik untuk investasi.
Yawger menambahkan bahwa pasar semakin ketat menyusul negosiasi antara Iran dan kekuatan dunia pada program nuklir kontroversial Teheran menjelang tenggat waktu 30 Juni.
Sebuah perjanjian bisa melihat Teheran membuka program nuklirnya, meredakan kekhawatiran negara itu sedang membuat senjata atom, sebagai imbalan untuk kekuatan mencabut sanksi ekonominya.
Itu dapat mengakibatkan minyak mentah Iran kembali ke pasar dunia, menambah kelebihan pasokan saat ini yang membuat harga terjun dari lebih dari 100 dolar AS per barel pada tahun lalu.
"Ini tidak terlihat seperti kesepakatan akan dapat dilakukan pada 30 Juni, terlihat seperti mereka akan memperpanjang kesepakatan itu," kata Yawger.
"Jadi saya kira pemikiran barel Iran datang di papan dalam waktu cepat tidak akan terjadi." (Antara/AFP)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah