Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel membantah jika pemerintah telah memangkas kuota impor sapi pada kuartal III tahun ini. Pasalnya, hingga saat ini Kemendag masih menunggu hasil evaluasi dari Kementerian Pertanian (Kementan), terkait berapa stok dan kebutuhan daging sapi di kuartal III tahun ini.
Hal ini menyusul adanya sebagian ekportir sapi asal Australia yang kecewa setelah mendengar pemerintah akan membatasi kuota impor sapi hidup pada kuartal III tahun ini. Jumlah pembatasannya cukup besar, yaitu dari 250 ribu ekor menjadi 50 ribu ekor. Masalahnya pula, saat ini eksportir tersebut telah mengalokasikan 200 ribu ekor sapi sesuai permintaan importir.
"Enggak, kita enggak pangkas kuota impor. Memang izin yang kita keluarkan itu 50 ribu ekor dulu. Kalau kurang, kan bisa saja dikeluarkan lagi. Makanya tunggu hasil dari Pak Mentan dulu,” kata Rachmat, saat ditemui di kantornya, Kamis (23/7/2015).
Rachmat menjelaskan, Indonesia memang ingin mengutamakan pemenuhan sapi dari produsen lokal. Oleh sebab itu, kebijakan impor dijadikan pilihan terakhir, jika produsen lokal tidak mampu mencukupi kebutuhan daging sapi nasional.
"Kita kan mau swasembada, makanya kita lakukan ini. Makanya sekarang kita lagi evaluasi, berapa stok sapi yang ada dalam negeri. Kalau 50 ribu itu kan kebutuhan saat ini. Bisa saja nanti lebih. Makanya kita evaluasi dulu. Bukan berarti harus 50 ribu ekor. Kalau lebih, ya ditambah," jelasnya.
Menurut Rachmat, dilakukannya impor sapi tersebut untuk menstabilkan harga di pasar, agar tidak melonjak karena pasokannya berkurang. Artinya, bukan untuk memenuhi kebutuhan sapi seutuhnya yang berasal dari impor.
"Ini (impor) tujuannya untuk stabilisasi harga saja, bukan pemenuhannya dari impor. Makanya kita buka 50 ribu dulu. Ini juga enggak mungkin cukup sampai akhir tahun. Makanya tunggu evaluasi Mentan, itu gimana kondisinya saat ini,” ujarnya.
Sebelumnya, sebagaimana dilansir ABC, para eksportir sapi hidup Australia mengaku tidak mendapat informasi bahwa pemerintah Indonesia akan membatasi impor. Hal tersebut ternyata telah membuat para eksportir kecewa, karena telah mengalokasikan 200 ribu ekor sapi pada periode Juli-September.
Padahal pada kuartal sebelumnya, para eksportir mengaku mendapatkan izin untuk mengekspor 250 ribu ekor sapi. Tracey Hayes dari the Northern Territory Cattlemen's Association mengatakan, alokasi impor yang rendah dari Indonesia telah mengejutkan industri peternakan Australia. Hal itu pun diklaim telah membuat tersendatnya pengiriman sapi dalam jumlah besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram