Suara.com - Deputi Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara berpendapat pemulihan perekonomian Indonesia tidak bisa berkiblat kepada metode yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
"Menanggapi pertanyaan sejumlah kalangan tentang penggelontoran likuiditas dan penurunan suku bunga di Amerika Serikat berdampak positif pada pemulihan ekonomi negara itu dan berpikir bisa diterapkan di Indonesia, (saya berpendapat) negara kita tidak bisa seperti itu. Jika diterapkan malahan akan berdampak negatif," katanya di Bengkulu, Jumat (7/8/2015).
Bahkan menurutnya, penggelontoran likuiditas justru bisa menyebabkan Rupiah semakin tertekan, dan menyebabkan angka inflasi semakin tinggi.
"Orang akan menjadikan pelemahan rupiah untuk membeli dolar, sementara untuk penurunan suku bunga kita harus menunggu seperti apa kebijakan suku bunga di Amerika," katanya.
Untuk pemulihan ekonomi Indonesia, menurut Mirza, akan lebih efektif jika melakukan diversifikasi penopang perekonomian, terutama perekonomian daerah.
"Jadi kita jangan mengandalkan sektor ekspor-impor, karena jika perekonomian dunia sedang lesu, maka dampaknya sangat terasa di Indonesia. Saya masih percaya pariwisata bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Sektor pariwisata juga mampu mendorong industri kecil dan kreatif, sektor jasa, kuliner serta perhotelan tumbuh positif, sebab pariwisata di Indonesia diyakini sangat menarik minat turis jika dikelola dengan baik.
"Sekarang tinggal bagaimana menarik minat turis, cara terbaik dengan membebaskan visa kunjungan dari banyak negara seperti yang diterapkan Malaysia, bahkan disana ada 100 negara yang bebas visa untuk masuk ke Malaysia," kata Mirza.
Sementara kondisi perekonomian Indonesia saat ini diakui memang sedang terjadi perlambatan, namun kata Deputi Senior BI itu, pertumbuhan ekonomi masih sehat.
"Cukup sehat, jika menilai inflasi pada 2013-2014 masih pada level 8,4 persen, pada 2015 diperkirakan pada level 4,3 persen. Jadi angka-angka makro kita cukup baik, pemerintah juga sudah melakukan insentif fiskal, tapi memang globalnya masih buruk. Ini bukan fenomena domestik, tetapi global," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
-
Rupiah Kembali Merosot, Dolar Amerika Naik ke Rp16.694
-
Investor Masih Wait and See, Bikin Rupiah Masih Loyo Bertemu Dolar Amerika
-
Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Investor Khawatir Cadangan Devisa Indonesia
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
6 Hak Keluarga Pensiunan PNS yang Meninggal Dunia
-
Adhi Karya Punya Bos Baru, Ini Sosoknya
-
Bappenas Luncurkan RAPPP 20252029, Babak Baru Percepatan Pembangunan Papua
-
Ada 7 Bank Bangkrut di Indonesia Sepanjang 2025, Terbaru BPR Bumi Pendawa Raharja
-
Kejar Daya Saing Ekonomi Berbasis Inovasi, UNSIALLDikti Dorong Kampus Masuk Peringkat Global WURI
-
Lebih dari 2 Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali
-
Gaji PPPK Tidak Utuh? Cek Fakta dan Aturan Resminya
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda