Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan di pasar uang antarbank di Jakarta, Kamis (22/10/2015) pagi menguat sebesar 85 poin menjadi Rp13.638 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.723 per dolar AS.
"Harapan positif bagi pelaku pasar uang terhadap pemerintah yang akan kembali meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V menjadi salah satu sentimen psitif bagi pasar uang," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis.
Ia berharap paket kebijakan ekonomi jilid V yang akan diluncurkan dapat direspon positif oleh pelaku pasar keuangan di tengah sentimen eksternal yang cenderung belum mendukung penguatan mata uang di negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
"Pelaku pasar uang domestik masih dibayangi sentimen eksternal terutama dari rencana bank sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikan suku bunga acuannya," kata Rully.
Menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah masih cenderung terbatas menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan depan mengingat beberapa data ekonomi AS yang telah dirilis menunjukan peningkatan.
Rully menambahkan bahwa kondisi ekonomi Cina yang masih melambat juga mempengaruhi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah. Melemahnya ekonomi Cina dikhawatirkan mempengaruhi laju perekonomian nasional mengingat Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap hasil komoditas.
Senior Researcher and Analyst Monex Investindo Futures Albertus CK dalam kajiannya mengemukakan bahwa jika mengasumsikan hasil rapat FOMC pada September lalu yang belum menaikan suku bunga, maka terdapat skenario bahwa bank sentral AS masih mempertimbangkan normalisasi kebijakan moneter pada rapat berikutnya.
"Kondisi pasar keuangan saat ini memang masih kurang ideal untuk menaikkan suku bunga dalam rapat FOMC terdekat, namun peluang masih terbuka jika outlook kinerja ekonomi AS tidak mengalami penurunan," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026