Suara.com - Harga minyak membentangkan kerugian mereka hingga minggu kedua pada Jumat (23/10/2015) waktu setempat atau Sabtu (24/10/2015) pagi di Indonesia, di tengah sedikit tanda akan berakhirnya situasi kelebihan pasokan minyak mentah global.
Di perdagangan New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember berakhir pada 44,60 dolar AS per barel, turun 78 sen dari sehari sebelumnya dan jatuh 2,02 dolar AS penutupan Jumat sebelumnya.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember kehilangan sembilan sen menjadi menetap di 47,99 dolar AS per barel, setelah jatuh ke serendah 47,45 dolar AS. Seminggu yang lalu Brent ditutup pada 49,93 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah di kedua pasar tenggelam setelah Cina memangkas suku bunganya lagi dalam apa yang beberapa orang ambil sebagai sinyal kekhawatiran lebih besar atas pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.
"Ini adalah hari 'skizofrenia' untuk komoditas," kata analis CMC Markets Jasper Lawler.
"Ada reli awal karena prospek meningkatnya permintaan di Cina setelah bank sentral Tiongkok memangkas suku bunganya." "Ini diikuti oleh pembalikan cepat lebih rendah pada kesadaran bahwa lima penurunan suku bunga sebelumnya tidak bekerja -- dan justru langkah kebijakan itu hanya berfungsi untuk membuktikan perekonomian Cina dalam kesulitan. " "Kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi Cina terus memukul harga-harga komoditas," kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktik minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.
Fawad Razaqzada dari perusahaan perdagangan Gain Capital mengatakan gambaran keseluruhan minggu ini pasar masih kelebihan pasokan yang kemungkinan akan lebih penuh lagi ketika ekspor minyak mentah Iran melonjak setelah embargo Barat atas negara dicabut.
Harga minyak terpukul pada Rabu setelah Departemen Energi AS mengatakan persediaan minyak komersial negara itu melonjak delapan juta barel menjadi 476,6 juta barel pada minggu yang berakhir 16 Oktober.
Sementara itu, jumlah rig Baker Hughes North American yang dirilis Jumat menunjukkan hanya penurunan kecil dalam pengeboran AS, sehingga produksi tetap tinggi.
"Pada seminggu ini, tampak pembeli seperti kembali ke permainan karena harga minyak berhasil melambung dalam intra-hari baru-baru ini," kata Razaelqzada.
"Namun, mereka terbukti hanya reli penyesuaian posisi dan keyakinan meningkat setelah persediaan minyak komersial AS naik tajam selama dua minggu berturut-turut," katanya kepada AFP.
Itu mengingatkan harapan "bullish" para spekulan "bahwa pasokan berlebihan dalam hal ini masih merupakan faktor besar yang membebani sentimen," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, "penguatan dolar telah membebani emas hitam yang dihargakan dalam unit AS." Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat, karena data ekonomi yang keluar dari negara itu lebih baik dari perkiraan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
-
Citibank Pastikan Kinerja Keuangan di Kuartal III 2025 Tetap Solid
-
Alasan Indonesia Belum Jadi Raja Batu Bara Asia, Padahal Pasokan dan Ekspor Tinggi
-
APINDO: Isu Utama Bukan hanya UMP Tapi Penciptaan Lapangan Kerja Formal
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed
-
Rencana Kenaikan UMP, APINDO: Harus Berkeadilan!