Suara.com - Harga minyak dunia turun pada Rabu (21/10/2015) waktu setempat atau Kamis (22/10/2015) pagi di Indonesia, karena peningkatan persediaan minyak mentah AS menyediakan pemicu terbaru untuk kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 1,09 dolar AS atau 2,4 persen menjadi berakhir di 45,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, acuan internasional, jatuh ke 47,85 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 86 sen (1,8 persen) dari penutupan Selasa.
Persediaan minyak mentah komersial AS melonjak delapan juta barel menjadi 476,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Oktober, Departemen Energi AS (DoE) mengatakan dalam laporan mingguannya.
Kenaikan ini lebih dari dua kali lipat ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 3,75 juta barel, menurut para analis yang disurvei oleh Bloomberg News.
Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, turun 0,1 juta barel menjadi 54,1 juta barel, laporan menunjukkan.
"Kilang-kilang di AS mengurangi pengolahan minyak mentah karena sedang berlangsung pekerjaan pemeliharaan, yang menaikkan persediaan," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan penelitian.
"Setiap pemulihan harga yang lebih berkelanjutan akan membutuhkan tanda-tanda jelas bahwa produksi minyak mentah AS terus jatuh." Namun produksi AS tidak berubah pada 9,1 juta barel per hari untuk kedua minggu berturut-turut.
Matt Smith dari ClipperData mengatakan hanya laporan itu "memiliki anugrah penyelamatan" dengan sebuah penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan bensin dan distilat AS.
"Itu sedikit membantu menahan kerugian lebih jauh dalam perdagangan hari ini," kata Smith.
"Itu benar-benar sebuah laporan yang relatif kasar dan kami memiliki respon bearish." Sementara itu, pasar tampak membayar sedikit perhatian ke pertemuan teknis para produsen di Wina, Rabu.
Peserta dari kartel minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen non-OPEC tidak mendiskusikan batas produksi atau target harga, Bloomberg melaporkan, mengutip pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah