Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku lega dengan keputusan pemerintah menunda pencabutan subsidi listrik mulai 1 Januari 2016. Sebab dengan sisa waktu kurang dari 2 bulan, PLN harus mengeluarkan tenaga ekstra verifikasi data pelanggan layak subsidi.
Benny Marbun, Kepala Divisi Niaga PT PLN mengatakan keputusan penundaan pemerintah bukan karena tidak yakin dengan proses verifikasi data pelanggan mampu dan tak mampu. Melainkan pemerintah tak ingin menambah beban masyarakat disaat kondisi ekonomi tengah sulit. “Makanya diputuskan ditunda dengan verifikasi data pelanggan diperpanjang,” kata Benny saat dihubungi Suara.com, Kamis (5/11/2015).
Benny mengakui proses verifikasi data pelanggan PLN secara nasional sudah mulai dilakukan sejak pekan lalu. Jumlah data rumah tangga yang harus diverifikasi mencapai 24,7 juta rumah tangga, sesuai jumlah yang tertera dalam APBN 2016. “Kami ngikut aja data yang diserahkan pemerintah karena memang pemerintah yang menanggung subsidinya,” ujar Benny.
Proses verifikasi data rumah tangga subsisi pelanggan PLN semula ditargetkan rampung 31 Desember 2015. Dengan penundaan ini, Benny mengaku lega karena tenggat waktu verifikasi diperpanjang. Namun ia membantah PLN memang tidak mampu menyelesaikan target akhir tahun ini. “Bukan tidak mampu, tapi lebih kepada jumlah petugas yang harus kami berdayakan akan jauh lebih besar jika tetap diharuskan selesai akhir tahun ini” jelas Benny.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akhirnya ragu untuk menaikkan tarif dasar listrik dan mencabut subsidi pada rumah tangga golongan 450 - 900 VA. Padahal, kebijakan tersebut sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Dalam rapat kabinet terbatas hari ini, Rabu (4/11/2015), Presiden Joko Widodo memerintahkan para menterinya untuk menghitung ulang rencana kenaikan tarif dasar listrik untuk pelanggan 450 watt dan 900 watt. Sumber keraguan Jokowi menyangkut data rumah tangga masyarakat yang berhak menerima subsidi. Sebelumnya, dalam APBN 2016, masyarakat yang berhak menerima hanya sebanyak 24,7 juta rumah tangga, dari tahun 2015 sebanyak 44 juta rumah tangga.
Berita Terkait
-
Prediksi Mobil Baru Chery: Tampilan Berubah Total, Fitur Makin Canggih?
-
Pesona Motor Listrik ALVA N3: Fast Charging Cuma 30 Menit, Biaya Langganan Baterai Mulai Rp150 Ribu
-
Era Baru Ojol Dimulai! Grab, ALVA dan AIZEN Turunkan 250 Motor Listrik N3, Isi Baterai Secepat Kilat
-
MG Motor Siapkan Kejutan untuk Pasar Mobil Listrik Nasional Tahun Depan
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5