Suara.com - Tingkat hunian Lion Hotel dan Plaza Manado di Provinsi Sulawesi Utara pada Oktober 2015 mencapai 80 persen.
"Di penghujung tahun 2015 memang cukup banyak pengunjung yang datang di Kota Manado sehingga membuat kamar hotel selalu penuh," kata General Manager Lion Hotel dan Plaza Manado Rahmat Billy di Manado, Kamis (12/11/2015.
Rahmat mengatakan dengan peningkatan tingkat hunian hotel ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan industri hotel di Manado.
"Dari semua tamu yang menginap di Lion Hotel sekitar 20 persen berasal dari mancanegara yang biasanya menginap cukup lama hingga 20 hari," jelasnya.
Selain tamu domestik, katanya juga tamu dari mancanegara seperti Amerika Serikat, Australia dan Tiongkok.
"Juga yang membuat hotel selalu penuh akhir-akhir ini karena ada begitu banyak kegiatan perusahaan swasta maupun pemerintah pusat yang dilakukan di Kota Manado," jelasnya.
Dia berharap pemerintah akan terus mendorong percepatan pembangunan baik di sektor pariwisata maupun yang lainnya, sehingga memicu banyak tamu baik domestik maupun mancanegara yang datang ke Sulut.
"Potensi alam maupun bahari di Sulut cukup besar, namun masih perlu dikelola dengan lebih baik lagi," jelasnya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut, Marthedy Tenggehi mengatakan tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara pada bulan September 2015 mengalami peningkatan.
"Tingkat penghunian kamar hotel berbintang pada bulan September 2015 meningkat 0,58 poin jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2015, yakni dari 58,91 persen menjadi 59,49 persen," katanya.
Marthedy mengatakan, secara year on year, tingkat penghunian kamar hotel bintang pada September 2015 sebesar 59,49 persen.
Angka ini meningkat 2,03 poin dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu hanya sebesar 57,46 persen.
Menurut klasifikasi bintang hotel bintang lima mencapai 66,64 persen dan merupakan tingkat hunian yang tertinggi, katanya lagi.
Dia menyebutkan, untuk tingkat hunian hotel bintang empat sebesar 64,19 persen, diikuti bintang tiga sebesar 52,02 persen, dan bintang satu 49,00 persen, kemudian hotel bintang dua sebesar 15,59 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Visit Suara.com, Accor Group Tegaskan Komitmennya untuk Perkuat Kolaborasi dengan Media
-
Liburan ke Anyer? Ini 5 Hotel Nyaman dengan View Pantai untuk Bersantai
-
Liburan ke Bandung Naik Kereta? Ini 4 Hotel Nyaman Dekat Stasiun
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Aryaduta Menteng Hadirkan Magical Festive Season
-
Staycation di Artotel Living World Cibubur: Menginap, Hangout, dan Kulineran di Satu Tempat
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi