Suara.com - Direktur Center Of Reform On Economics Hendri Saparini memprediksikan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir 2015 hanya sekitar 4,7 persen.
"Hingga akhir 2015 diperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 4,7 persen. Karena kita lihat kemarin perumbuhan ekonomi kuartal III hanya 4,73 persen," kata Hendri saat ditemui dalam diskusi Core Economic Outlook 2015 di Hotel J. Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015).
Selain itu, lanjut dia, angka pengangguran yang meningkat hingga Oktober 2015 membuat pemerintah masih kesulitan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
"Angka pengangguran kan juga mengalami kenaikan. Secara tidak langsung ini juga menghambat pertumbuhan. Makanya harus diimbangi dengan pembangunan di masyarakat," ujar Rini.
Kendati demikian, dia tetap optimistis pada 2016 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dikisaran 5,2 persen hingga 5,4 persen.
"Kita tapi masih optimistis, 2016 pertumbuhan akan menjadi lebih baik. Konsumsi swasta akan kembali menjadi sumber utama pendorong ekonomi Indonesia. Dimana konsumsi swasta diperkirakan akan tumbuh 5,3 persen year on year lebih tinggi dibandingkan tahun ini," katanya.
Selain itu, kata Rini, konsumsi pemerintah juga berpotensi menjadi salah satu pendorong penting pertumbuhan ekonomi 2016 dengan tingkat pertumbuhan sekitar 6-7 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Bank Mandiri Oversubscribed 3,10 Kali Setara Rp15,5 Triliun
-
Prakiraan UMP Jakarta 2026, Ada Kenaikan Cukup Besar
-
Libur Nataru Aman dan Nyaman, BRI Hadirkan Layanan 24 Jam
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar AS Kepanasan ke Level Rp16.772
-
Harga Emas di Pegadaian Naik Berturut-turut Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Relawan Mandiri dan BUMN Peduli Bantu Tanggap Bencana Sumatra, Bukti Solidaritas Tanpa Batas
-
Bisnis Mixue Hadir di Amerika Serikat, Netizen: McDonald's Ketar-ketir?
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Ini Strategi Ketergantungan Impor Komponen Kapal Sebesar 80 Persen
-
Iri dengan China? Trump 'Kebelet' Minta Harta Karun Mineral RI