Suara.com - Lonjakan saham-saham yang terkait minyak bumi membantu mengangkat Wall Street berakhir lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB 25/11/2015), setelah penembakan jet tempur Rusia oleh Turki di perbatasan Suriah memicu reli di pasar minyak.
Anggota Dow ExxonMobil naik 2,0 persen, sementara produsen minyak yang lebih kecil Apache melonjak 4,2 persen, karena kata-kata tajam antara Turki dan Rusia atas insiden tersebut mengangkat ketakutan meningkatnya ketegangan yang berpotensi mempengaruhi kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 19,51 poin (0,11 persen) menjadi 17.812,19.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 2,55 poin (0,12 persen) menjadi berakhir di 2.089,14, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq naik tipis 0,33 poin (0,01 persen) menjadi 5.102,81.
Pemerintah merivisi naik data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 1,5 persen. Pada sisi negatifnya, angka kepercayaan konsumen dari The Conference Board jatuh menjadi 90,4 pada November dari Oktober, terutama karena pandangan kurang positif konsumen atas pasar pekerjaan.
Saham-saham perjalanan mundur setelah Departemen Luar Negeri AS pada Senin mengeluarkan peringatan perjalanan global bagi warga AS akibat "meningkatnya ancaman teroris" setelah serangan di Paris.
Expedia turun 2,9 persen, Priceline berkurang 1,9 persen dan Priceline TripAdvisor merosot 2,2 persen. United Continental turun 3,0 persen dan Delta Air Lines kehilangan 3,1 persen.
Raksasa obat Pfizer dan Allergan masing-masing naik 2,0 persen dan 3,2 persen, satu hari setelah meluncurkan mega-merger mereka senilai 160 miliar dolar AS.
Perusahaan cybersecurity Palo Alto Networks naik 6,3 persen di tengah berita bahwa pendapatan untuk kuartal yang berakhir 31 Oktober tumbuh 55 persen menjadi 297,2 juta dolar AS.
Xerox merosot 1,3 persen karena aktivis investor Carl Icahn mengungkapkan 7,13 persen kepemilikannya di perusahaan itu dan mengatakan ia berencana kemungkinan mencari keterwakilan di dewan. (Antara)
Berita Terkait
-
Minim Sentimen, IHSG Berakhir Merosot ke Level 8.618 Hari Ini
-
Target Harga DEWA, Sahamnya Masih Bisa Menguat Drastis Tahun 2026?
-
Tolak Paramount, Warner Bros. Discovery Tegas Ingin Dibeli Netflix
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
IHSG Berbalik Perkasa di Kamis Pagi ke Level 8.700
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas