Suara.com - PT Semen Indonesia Tbk (Persero) mengatakan segera merealisasikan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pidie, Nangroe Aceh Darussalam, pada 2016 dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun.
"Tahun depan (2016), 'ground breaking' (pemasangan tiang pancang) ditargetkan sudah bisa dilakukan," kata Direktur Utama Semen Indonesia Suparni usai berbicara pada Forum BUMN : "Sinergi BUMN Untuk Transformasi Indonesia" di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Untuk membangun sekaligus mengoperasikan pabrik tersebut Semen Indonesia membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan perusahaan lokal.
Menurut catatan, total investasi yang dibutuhkan diperkirakan 360 juta dolar AS atau setara dengan sekitar Rp4,93 triliun.
"Mitra JV sudah ada, kita menjadi pemegang saham mayoritas di sana," ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam pendanaan pembangunan mitra lokal hanya berpartisipasi kecil dalam perusahaan patungan tersebut.
"Tetapi, mereka (mitra) memiliki lahan. Semua proses studi kelayakan sedang berlangsung meliputi aspek lingkungan, teknis, bisnis dan legal," ujarnya.
Meski begitu, Suparni tidak menjelaskan kontribusi pendapatan pabrik Semen Pidie tersebut saat setelah setahun beroperasi.
Ia hanya menjelaskan, bahwa produksi pabrik semen yang dibangun di lahan seluas 1.548 hektare itu akan dialokasikan untuk ekspor dan memenuhi kebutuhan lokal.
"Sebesar 20 persen dari produksi Semen Pidie akan diekspor ke Myanmar, Bangladesh dan ke kawasan Asia. Selebihnya untuk mengisi permintaan dalam begeri yang dialokasikan untuk wilayah Aceh, Sumatera Bagian Timur dan sekitarnya," tegas Suparni.
Pada tahun 2016, ia mengatakan total produksi Semen Indonesia Group meliputi Semen Gresik, Semen Tonasa dan Semen Padang, mencapai 30 juta ton, meningkat 6 persen dibanding produksi tahun 2015.
Untuk kebutuhan ekspansi Semen Indonesia pada tahun 2016, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp7 triliun.
"Selain pembangunan pabrik, Semen Indonesia juga ekspansi bisnis hilir seperti beton precast dan redimen konkrit," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok