Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menanggapi kritik dari laporan Bank Dunia soal mekanisme distribusi dana desa yang disebutkan lembaga multilateral itu dapat memicu ketimpangan antarpenduduk.
Menurut Sofyan Djalil di Jakarta, Rabu (16/12/2015), hasil utama yang diharapkan dari penggunaan dana desa adalah terbangunnya infrastruktur publik yang bisa memberikan efek pengganda ekonomi bagi masyarakat di desa.
Sofyan menilai kurang tepat jika dana desa diartikan sebagai insentif langsung yang diberikan ke setiap penduduk miskin dan rentan miskin di daerah "Dana desa itu tidak langsung (diberikan) ke penduduk miskin. Dana desa lebih digunakan untuk membangun infrastruktur publik yang bisa meningkatkan serapan sektor padat karya di desa," kata Sofyan.
Namun untuk merespon laporan Bank Dunia tersebut, Sofyan mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu mengkaji secara lengkap.
Sofyan menjelaskan, penggunaan dana desa itu sebagian besar untuk pembangunan infrastruktur publik yang melibatkan dan memberdayakan langsung masyarakat desa.
Dengan keterlibatan langsung dan pemberdayaan itu, kata Sofyan, pemerintah bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di desa. Alhasil nilai ungkit ekonomi yang diciptakan infrastruktur tersebut akan berlipat ganda.
"Jadi yang dibutuhkan adalah kualitas pendamping untuk masyarakat desa," ujarnya.
Dalam laporan triwulanan Bank Dunia, Senin (15/12) kemarin, ahli ekonomi lembaga tersebut Ndiame Diop menekankan rumus 90 persen dana desa yang dibagi merata setiap desa, dan hanya 10 persen sisanya yang berdasarkan kriteria demografis dan geografis dapat memicu ketimpangan antarpenduduk.
Rumus perhitungan tersebut, kata Diop, dapat membuat desa yang memiliki masyarakat miskin dan rentan miskin dalam jumlah banyak, menerima alokasi dana desa yang sedikit.
Sedangkan, desa dengan jumlah masyarakat msikin dan rentan miskin yang sedikit menerima alokasi yang lebih besar.
"Formula 90 berbanding 10 menimbulkan variasi yang besar dalam alokasi Dana Desa yang diterima setiap penduduk," tulis laporan Bank Dunia.
"Pengelompokan desa-desa ke dalam desil berdasarkan jumlah Dana Desa yang sebesar 90 persennya mereka terima berdasarkan skema bagi rata menunjukkan desa besar memiliki jumlah yang sedikit untuk dinikmati setiap orang dalam distribusinya, dibanding desa yang kecil," tulis Bank Dunia.
Adapun anggaran Dana Desa telah meningkat lebih dua kali lipat menjadi Rp46 triliun di 2016 dari Rp20,7 triliun pada 2015. (Antara)
Berita Terkait
-
Dana Masyarakat: Antara Transparansi Pemerintah dan Tanggung Jawab Warga
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Genjot Ekonomi Inklusif, BPD Bisa Jadi Motor Pengentasan Kemiskinan
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026