Suara.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengusulkan adanya amandemen untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 demi penerimaan pajak yang lebih realistis.
"Saya menilai ada baiknya APBN agak cepat diamandemen karena target penerimaan pajak tahun 2016 sebesar sebesar Rp1.350 triliun cukup berat untuk realisasinya," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Darmin mengatakan tahun depan, penerimaan pajak belum bisa diharapkan akan lebih baik dari tahun 2015, pasalnya, pada tahun ini pencapaian penerimaan pajak cukup jauh di bawah target sehingga menjadi pertimbangan dari potensi penerimaan pajak tahun ini sebagai pertimbangan untuk mempercepat revisi APBN 2016.
"Padahal tahun ini pencapaiannya cukup jauh di bawah target, jika ada sekitar 82 persen hingga 83 persen dari target Rp1.294 triliun cukup menjanjikan," ujarnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak itu menegaskan untuk tahun 2016 ini, nilai target penerimaan pajak tahun depan melonjak terlalu tinggi jika mengacu pada realisasi penerimaan pajak tahun ini.
"Tidak bisa lagi hanya katakan bisa tercapai, nyatanya hasilnya berkata lain, karenanya lebih baik APBN diamandemen agar targetnya realistis sehingga memberikan kepastian penerimaan dan memperkecil kemungkinan kembali meleset target penerimaan (shortfall) pada tahun 2016 mendatang," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2015, pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp1.294 triliun atau naik 29,5 persen dibanding realisasi penerimaan pajak tahun 2014. Sayangnya, sampai dengan November 2015, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp774 triliun atau 59,84 persen.
Sementara itu, untuk target penerimaan pajak pada tahun 2016, APBN mematok target perpajakan Rp1.350 triliun atau naik 5,74 persen dari target penerimaan pajak di tahun 2015. Sehingga kenaikan sebenarnya adalah 30 persen dibanding realisasi penerimaan pajak tahun 2015. (Antara)
Berita Terkait
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
Kabar Gembira untuk UMKM! Pajak Final 0,5 Persen Diperpanjang Hingga 2029, Beban Usaha Makin Ringan!
-
Bebas Pajak Bagi Pekerja Rp10 Juta ke Bawah: Kado Manis atau Ilusi?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya