Suara.com - Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengatakan pembangunan 13 waduk yang sudah dilakukan Pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak akan serta merta mendongkrak produksi pertanian pangan di Indonesia. Tanpa upaya membangun basis produksi pangan yang baru di luar Pulau jawa, upaya tersebut tidak akan signifikan.
Khudori mengatakan upaya pemerintahan sekarang patut diapresiasi. Sebab meskipun pembangunan 13 waduk tersebut tidak akan secara cepat mengatasi kekurangan produksi pangan, terutama beras, namun kebijakan tersebut akan memberikan pondasi yang baik untuk pembangunan pertanian secara jangka panjang. "Harus diakui, selama 10 tahun pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono, masalah kekurangan waduk, kerusakan saluran irigasi pertanian praktis tidak disentuh. Bahkan di akhir masa pemerintahannya, 52 persen saluran irigasi di Indonesia dalam keadaan rusak," kata Khudori saat dihubungi Suara.com di Jakarta, Jumat (25/12/2015).
Hanya saja Khudori menegaskan pembangunan 13 waduk di seluruh Indonesia yang sudah dimulai sepanjang 2015 tidak akan serta merta cepat dirasakan dampaknya. Bahkan meskipun pemerintah telah merehabilitasi lebih dari 50 persen saluran irigasi yang rusak sepanjang tahun ini, upaya tersebut tetap belum cukup. "Faktanya lahan pertanian kita semakin terbatas. 52 persen basis produksi pangan kita berasal dari Jawa. Padahal Jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi banyak mengalami tekanan alih fungsi lahan pertanian untuk peruntukan permukiman, kawasan industri dan sebagainya," ujar Khudori.
Oleh sebab itu, pemerintah harus secara bertahap memperluas lahan pertanian pangan di luar Jawa. Pemerintah bisa menggunakan sebagian lahan kritis, lahan gundul, atau lahan tidak produktif yang dibawah penguasaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dikelola Kementerian Pertanian. "Jokowi harus menambah perluasan lahan pertanian 9 juta hektare serta menambah luas kepemilihan lahan petani dari yang semula 0,3 hektare menjadi minimal 2 hektare. Walaupun harus diakui, tingkat kesuburan lahan di luar Jawa masih kalah dengan Jawa untuk komoditi tanaman pangan," jelas Khudori.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memulai proses pembangunan 13 waduk di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini. Tiga waduk terakhir telah ditandatangani kontrak pembangunannya pada Selasa (24/11/2015). Adapun 13 waduk tersebut yang sedang dibangun antara lain : Waduk Keureto di Aceh, Waduk Seigong di Kepulauan Riau, Waduk Karian di Banten, Waduk Logung di Jawa Tengah, Waduk Telaga Waja di Bali, Waduk Tapin di Kalimantan Selatan, Waduk Passeloreng di Sulawesi Selatan, Waduk Lolak di Sulawesi Utara, Waduk Raknamo di Nusa Tengggara Timur (NTT), Waduk Rotiklod di NTT, Waduk Tanju di Nusa Tenggara Barat (NTB), Waduk Mila di NTB, Waduk Bintang Bano di NTB.
Tag
Berita Terkait
-
Banjir Sumatera Luluh Lantahkan 70.000 Ha Sawah, Kapan Perbaikan Dimulai?
-
Belarus Siap Tanam Modal di Indonesia, Alat Pertanian Jadi Bidikan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Wamentan Sudaryono Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana di 3 Provinsi, Tanah Bisa Diolah Lagi
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun