Suara.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan masih ada 70 kapal yang menunggu untuk ditenggelamkan segera setelah proses persidangan selesai.
Puluhan kapal itu ditenggelamkan sebagai hukuman atas tidak pidana penangkapan ikan liar (illegal fishing) yang ditegakkan sejak kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti sejak akhir 2014 lalu.
Dalam jumpa pers "Renungan Akhir Tahun 2015" di Kantor KKP Jakarta, Selasa (29/12/2015), Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengatakan 70 kapal yang belum ditenggelamkan itu masih dalam proses hukum setelah mengajukan kasasi.
Jumlah tersebut merupakan sisa dari 107 kapal yang sudah ditenggelamkan dari 177 kapal yang telah ditangkap sepanjang 2015.
"Pengadilan ada prosesnya, kita berharap bisa memenangkan perkara lagi. Ada 70 kapal yang masih dalam proses (pengadilan), jadi kami masih punya stok untuk ditenggelamkan," katanya.
Sjarief menambahkan, dalam waktu dekat, jumlah kapal yang akan ditenggelamkan akan terus bertambah lantaran pihaknya berniat untuk melanjutkan kebijakan tersebut.
Menurut dia, efek dari kebijakan tersebut sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional Indonesia.
"Pesan Ibu Menteri, tahun depan akan tetap kita lanjutkan," kata Sjarief.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sudah 107 kapal pelaku illegal fishing yang ditenggelamkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti sepanjang 2015 ini. Sebanyak 103 kapal di antaranya adalah kapal asing. Penenggelaman kapal ini merupakan bagian dari penegakan hukum yang dilakukan untuk memberantas pencurian ikan di Indonesia.
Pemberantasan illegal fishing akan semakin gencar dilakukan pada tahun depan karena sudah ada Satgas 115 alias Satgas Anti Illegal Fishing. Satgas ini bisa menenggelamkan kapal tanpa melalui proses pengadilan.
(Antara)
Berita Terkait
-
KKP Amankan Kapal Ikan Asing Ilegal di Perairan Natuna
-
Ditangkap di Laut Natuna Utara, Kapal Berbendera Vietnam Diduga Angkut 80 Ton Ikan Hasil Curian
-
Jaga Kelestarian Laut, KKP Terapkan Batasan Penangkapan Ikan Maksimal 7 Juta Ton
-
Target Ambisius KKP: Bangun 1000 Kampung Nelayan Merah Putih Hingga 2026, Apa Dampaknya?
-
KKP Geruduk Halmahera Timur: Tambang Ilegal Disegel
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat