Suara.com - Realisasi investasi asing di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabihan Bebas Batam merosot. Khususnya di periode Januari-November 2015. Saat ini nilai investasi di sana hanya 86,65 juta dolar AS
Direktur Promosi dan Humas Badan Pengusahaan Batam Purnomo Andiantono menjelaskan kemerosotan itu disebakan banyak faktor.
"Namun intinya investor menilai tidak ada kepastian di Batam khususnya masalah kenaikan upah yang tidak bisa diprediksi. Selain itu sering terjadi 'sweeping' serikat buruh yang mengakibatkan perusahaan terganggu," kata Purnomo di Batam, Sabtu (2/1/2016).
Berdasarkan data BP Batam, realisasi investasi pada 2014 mencapai 156,90 juta dolar AS dari 59 perusahaan, 2013 sebesar 155,21 juta dolar AS dari 47 perusahaan, 2012 sebesar 90,91 juta dolar AS dari 54 perusahaan, 2011 sebesar 106,08 juta dolar AS dari 91 perusahaan, dan 2010 sebesar 727,23 juta dolar AS dari 58 perusahaan.
Investor mulai membandingkan kondisi di Batam dengan Johor Malaysia dan Vietnam. Dua wilayah tersebut mereka nilai lebih memiliki kepastian hukum.
"Di sana tidak ada demo-demo. Kenaikan upah bisa diprediksi, sehingga perusahana bisa menyusun program kerja hingga bertahun-tahun. Sementara itu tidak bisa dilakukan di Batam akibat banyak demo dan 'sweeping'," kata Andi.
Jika kondisi di Batam tidak membaik, ia mengkhawatirkan akan banyak perusahaan yang menunda atau membatalkan realisasi investasi di Batam.
"BP Batam sudah sering mengundang perwakilan pengusaha dan pekerja untuk mencari solusi. Namun, sampai saat ini belum ditemukan kesepakatan," kata dia.
Sementara itu, hingga November 2015 ada 134 perusahaan yang mendaftar untuk menanamkan modal di Batam dan 10 perusahaan yang berencana melakukan perluasan usaha. Nilai rencana investasi dari 134 perusahaan asing tersebut mencapai 239,55 juta dolar AS, sementara nilai perluasan mencapai 238,63 juta dolar AS.
"Ini potensi yang luar biasa jika terealisasi. Namun akibat kondisi tidak menentu mereka masih menunggu. Meskipun sebenarnya kenaikan upah tidak menjadi masalah bagi mereka asal bisa diperhitungkan sebelumnya," kata Andi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
Terkini
-
Sepekan Kemarin Asing Bawa Kabur Dananya Rp 2,71 Triliun dari RI, Gara-Gara Ketidakpastian Global
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Jamkrindo Berikan Penjaminan Kredit Rp 12,28 Triliun untuk UMKM Jabar
-
Angin Segar untuk UMKM Digital! Pajak E-commerce Ditunda, idEA Beri Jempol Menkeu Purbaya
-
Jurus Jitu SIG dan BRI Latih Puluhan Pelaku UMKM Jualan Online
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Emas Antam Bertahan di Rp 2.290.000
-
Bitcoin Gagal Tembus USD 110.000 di Tengah Tekanan Opsi USD 17 Miliar, Pekan Terburuk?
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya