Suara.com - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB 21/1/2016)), karena harga minyak AS merosot lagi ke posisi terendah 12-tahun, namun reli signifikan pada sore memotong kerugian sesi ini.
Dow Jones Industrial Average kehilangan 249,28 poin (1,56 persen) menjadi ditutup pada 15.766,74.
Indeks berbasis luas S&P 500 turun 22,00 poin (1,17 persen) menjadi berakhir 1.859,33, sementara indeks komposit Nasdaq merosot 5,26 poin (0,12 persen) menjadi 4.471,69.
Pasar AS mewarnai sebagian besar hari perdagangan dengan hiruk-pikuk penjualan, menyusul kerugian mendalam di pasar ekuitas luar negeri dan kejatuhan lagi dalam harga minyak.
Tetapi pasar bergeser pada pertengahan sore, sempat membawa Nasdaq ke wilayah positif dan secara tajam memotong kerugian Dow dan S&P 500. Pada titik terendahnya, Dow turun ke 15.450,56, penurunan sekitar 3,5 persen.
"Para penjual telah mengendalikan pasar selama dua minggu terakhir. Segera setelah ada beberapa minat beli riil datang, penjual menghilang," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities.
"Ketika emosi mengontrol arah pasar, Anda memiliki potensi untuk mengalami ayunan signifikan seperti yang Anda miliki hari ini," katanya.
Perdagangan Rabu membawa kerugian S&P 500 untuk tahun ini menjadi sekitar 9,0 persen, di tengah kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan global.
"Hari ini mungkin menjadi hari kapitulasi," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di First Standard Financial. "Pasar mulai mendapatkan kekuatan di sini, dan itu aman untuk mengatakan bahwa kita mungkin memiliki bagian terbawah jangka pendek." Saham-saham terkait minyak bumi jatuh, dengan Chevron kehilangan 3,1 persen dan perusahaan jasa minyak Weatherford International dan Nabors Industries masing-masing turun 6,3 persen dan 5,8 persen.
Bank-bank menjadi sektor lemah lainnya, kemungkinan mencerminkan harapan bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunga lagi dalam waktu dekat.
Bank of America turun 3,9 persen, JPMorgan Chase turun 2,6 persen dan Citigroup turun 3,5 persen.
Saham-saham bioteknologi bekerja lebih baik dengan Celgene menguat 4,4 persen, Amgen naik 2,5 persen dan Gilead Sciences bertambah 0,7 persen.
Pencetak kerugian terbesar di Dow adalah IBM, yang jatuh 4,9 persen setelah melaporkan penurunan pendapatan 15-kuartal berturut-turut dan memberikan tekanan pada proyeksi laba 2016. (Antara)
Berita Terkait
-
IHSG Bisa Menguat Lagi Hari Ini, 6 Saham Ini Bisa Jadi Rekomendasi
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
IHSG Diproyeksi Menguat Hari Ini: Bursa Asia Melemah, Wall Street Was-was Saham AI
-
Sentimen Global Dorong IHSG Lanjut Menguat Hari Ini, Asing Net Buy Rp 1 Triliun
-
Sentimen The Fed Tahan IHSG di Bawah Resistance 8180
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Daftar Maskapai Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta, Mulai Berlaku Pekan Ini
-
Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400
-
BI Bakal Hati-hati Kelola Utang Indonesia yang Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree