Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57 persen dibanding tahun 2014. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional, naik 12,53 persen, Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, naik 9,47 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam dan Makanan, masing-masing naik 7,37 persen.
Kepala BPS menyatakan bahwa pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2015 naik sebesar 4,02 persen (y-on-y) terhadap triwulan IV tahun 2014. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional naik 15,27 persen, Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik naik 11,36 persen dan industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik naik 8,15 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah Industri Pakaian "Jadi turun 14,63 persen, Industri Peralatan Listrik turun 10,93 persen, dan Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia turun 8,93 persen," kata Suryamin dalam pernyataan resmi, Senin (1/2/2016).
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2015 naik sebesar 1,69 persen (q-to-q) terhadap triwulan III tahun 2015. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang terbesar adalah Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki naik 7,66 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam naik 5,81 persen, dan Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya naik 5,62 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia turun 7,21 persen, Industri Peralatan Listrik turun 4,89 persen, dan Industri Pakaian Jadi turun 4,61 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2015 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Riau naik 14,60 persen, Provinsi DKI Jakarta naik 12,77 persen, dan Provinsi Sumatera Utara naik 11,72 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Papua Barat turun 3,81 persen, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 1,08 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2015 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah naik 8,21 persen, Provinsi Riau naik 4,92 persen, dan Provinsi Papua naik 4,61 persen. "Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Aceh turun 6,23 persen, Papua Barat turun 4,15 persen dan Nusa Tenggara Barat turun 3,27 persen," tutup Suryamin.
Berita Terkait
-
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu
-
Manufaktur RI Ngegas! Setengah Tahun Curi Investasi Rp366 Triliun
-
Neraca Dagang RI Kembali Surplus USD4,17 Miliar, Ekspor Nonmigas jadi Penyelamat
-
Daya Beli Lesu, Agustus Deflasi 0,08 Persen
-
Investasi di Sektor Manufaktur Paling Banyak Serap Tenaga Kerja
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Lowongan Kerja Kemenko PM September 2025: dari Videografer sampai Social Media Specialist
-
IHSG Loyo Didorong Pelemahan Rupiah
-
Menkeu Purbaya Bisa Andalkan Sektor Migas untuk Kejar Target Ekonomi Tumbuh 6 Persen
-
Merasa Terlindungi, Guru di Sukabumi Ceritakan Pengalaman Positif dengan JKN
-
Rupiah Terkapar Tak Berdaya Lawan Dolar AS Hari ini ke Level Rp 16.600
-
BTN Syariah Akan Berubah Jadi Bank Syariah Nasional, Layani Tabungan Emas Hingga Haji
-
CFX Catat Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp73,8 Triliun
-
Profil PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT): Raksasa Tekstil Resmi Pailit!
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bitcoin Langsung Terbang?
-
Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'