Suara.com - Anggota Komisi DPRD Nusa Tenggara Barat dari Partai PPP H Muzihir menyoroti kinerja penyaluran kredit produktif PT Bank Nusa Tenggara Barat (NTB) yang jauh menurun pada 2015 dibanding tahun sebelumnya.
"Bank NTB harus meningkatkan penyaluran kredit produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata H Muzihir, di Mataram, Selasa (16/2/2016).
Data Biro Ekonomi Sekretariat Daerah NTB, tercatat penyaluran kredit produktif Bank NTB pada 2015 mencapai 18 persen dari total kredit yang disalurkan. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 28 persen.
Sebagai perusahaan daerah NTB, kata Muzihir, Bank NTB berkewajiban mendorong pertumbuhan iklim usaha di daerah melalui penyaluran kredit produktif.
Bahkan, kewajiban penyaluran kredit produktif tersebut juga sudah diatur oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
DPRD NTB, kata dia, juga terus mendukung Bank NTB sebagai bank pembangunan daerah agar mampu menjadi lebih maju, melalui persetujuan penyertaan modal daerah agar bisa menjadi bank kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU II) mulai Januari 2017.
"Dengan status BUKU II, Bank NTB tentu dituntut untuk meningkatkan kinerja, termasuk memperbesar penyaluran kredit produktif," ujarnya.
Direktur Utama PT Bank NTB H Komari Subakir, mengaku berkurangnya persentase penyaluran kredit produktif karena pihaknya tidak mendapatkan izin menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) pada 2015.
Bahkan, Bank NTB hingga saat ini belum mendapatkan izin dari pemerintah pusat untuk menyalurkan KUR, meskipun sudah mendapat rekomendasi dari OJK NTB.
"Jadi penyebab utamanya karena kami tidak menyalurkan KUR pada 2015," ujarnya.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2015, penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut mencapai Rp4,29 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 11,71 persen dibanding akhir tahun 2014 yang mencapai Rp3,84 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Melanie Subono Semprot Wakil Ketua DPRD Jabar yang Keluhkan Tunjangan Rumah Rp71 Juta
-
Usai Didemo, DPRD DKI Siap Pangkas Tunjangan Perumahan Rp78 Juta? Ini Bocoran dari Ima Mahdiah!
-
Disahkan Anies, Tunjangan Rumah Anggota DPRD Jakarta Lebih Dahsyat dari DPR RI
-
Bella Shofie Mengundurkan Diri dari Anggota DPRD, Intip Gurita Bisnis Skincare dan Kosmetiknya
-
Berapa Kekayaan Bella Shofie di LHKPN? Akui Jarang Ngantor sejak Dilantik Jadi DPRD
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global