Suara.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank membukukan pembiayaan sebesar Rp74,83 triliun pada tahun 2015 atau naik 35,55 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
"Peningkatan pembiayaan diikuti dengan sebaran penyaluran kepada lima sektor ekonomi terbesar yakni perindustrian 47,19 persen, pertanian 13,85 persen, pertambangan 12,06 persen, jasa dunia usaha 6,93 persen, dan pengangkutan 6,23 persen," kata Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ngalim Sawega di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Sepanjang tahun 2015,LPEI juga memberikan perhatian khusus terhadap segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dimana porsi pembiayaannya meningkat menjadi 9,71 persen dari sebelumnya sebesar 8,21 persen.
Selain itu, ia menambahkan pihaknya juga mendukung penetrasi ke non-tradisional market diantaranya pembiayaan ke negara Bangladesh, Hong Kong, Kamboja, Meksiko, Italia, Vietnam, dan Guatemala sebesar Rp21,5 triliun naik 62 persen dari tahun lalu. Pada periode yang sama volume "trade finance" mencapai 918 juta dolar AS atau naik 170 persen dibandingkan tahun lalu.
"Sebagai lembaga keuangan yang bergerak di sektor berorientasi ekspor, Indonesia Eximbank tidak terlepas dari pengaruh gejolak harga komoditas global dan pelemahan permintaan negara tujuan ekspor Indonesia.
Dengan permasalahan yang dihadapi debitur, baik di dalam maupun di luar negeri Indonesia Eximbank membukukan rasio kredit bermasalah (NPL) kotor sebesar 3,55 persen naik dari 2,26 persen di tahun sebelumnya," paparnya.
Dalam rangka menjaga NPL stabil, Ngalim Sawega mengemukakan pihaknya melakukan langkah-langkah penyelamatan melalui restrukturisasi terhadap debitur-debitur yang masih memiliki prospek usaha namun terganggu likuiditasnya.
"Diharapkan debitur-debitur tetap dapat memenuhi permintaan 'buyer' di luar negeri dan memiliki peluang dan waktu yang memadai untuk menata likuiditasnya," ujarnya.
Sementara itu laba bersih perusahaan mencapai Rp1,42 triliun atau meningkat 20,73 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1,18 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Bank Permata Salurkan Pembiayaan Hijau Rp556 Miliar Sepanjang 2024
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur