Suara.com - Kepala Subdivisi Risiko dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Doddy Arifianto menilai kebijakan sebagian bank besar menurunkan bunga kredit akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Ini akan menstimulus pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang pada akhirnya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya juga mendapat kabar bahwa beberapa bank, terutama bank-bank besar akan segera mulai menurunkan suku bunga kredit. Saya kira ini akan memicu turunnya bunga kredit di industri perbankan secara keseluruhan," kata Doddy saat dihubungi Suara.com, Selasa (29/3/2016).
Turunnya suku bunga kredit tentu akan menambah ketertarikan dunia usaha untuk mengajukan kredit kepada perbankan. Sementara dunia usaha nasional selama hampir dua tahun terakhir ini mengalami kelesuan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi serta tingginya suku bunga kredit perbankan. "Hanya saja bagaimana menciptakan segera adanya berbagai permintaaan kredit dari dunia usaha, ini yang masih jadi pekerjaan rumah kita," jelasnya.
Doddy menegaskan hal ini tidak mudah karena sektor komoditas yang selama ini menjadi andalan Indonesia selama bertahun-tahun sedang terpuruk. Praktis berbagai perusahaan yang bergerak di bidang minyak bumi, gas alam, batubara, mineral pertambangan hingga kelapa sawit juga ikut terpukul. "Jadi tidak mudah untuk secara otomatis akan membuat pertumbuhan kredit perbankan melonjak tinggi seketika. Kalaupun terjadi peningkatan, saya kira butuh waktu," tambahnya.
Ia memprediksi pertumbuhan kredit perbankan nasional di akhir Kuartal I 2016 mencapai 11 persen. "Sementara untuk akhir tahun ini saya kira kita bisa tumbuh antara 13 persen - 14 persen," tutupnya.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2016, jumlah kredit yang dikucurkan perbankan nasional mencapai Rp3.830,83 triliun. Jumlah ini tumbuh 5,39 persen dibanding Januari 2015 yang mencapai Rp3.634,62 triliun atau secara year on year (YoY).
Pertumbuhan kredit perbankan nasional di akhir Januari lalu jelas melambat dibanding Januari 2015. Kala itu, pertumbuhan kredit perbankan nasional mampu mencapai 11,54 persen dibanding akhir Januari 2014 yang mencapai Rp3.258,42 triliun atau YoY.
Berita Terkait
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
-
LPS Ungkap Banjir Bandang Aceh, Sumut, dan Sumbar Bisa Tingkatkan Risiko Kredit Macet
-
Gegara Banyak Kasus, Banyak Masyarakat RI Ogah Miliki Asuransi
-
Bisa Jalan 2027, LPS Ungkap 3 Skema Penjaminan Polis Asuransi
-
LPS Siap Jamin Polis Asuransi Mulai 2027
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina