Suara.com - Setiap orang pasti pernah mengalami ancaman terhadap kredit yang digunakan baik dari perbankan maupun lembaga finance. Ancaman yang secara umum selalu dihadapi nasabah adalah tenggat waktu pembayaran cicilan kredit yang diambil. Jenis ancamannya pun ada yang secara halus maupun ada yang secara kasar tergantung situasi dan kondisi pembayaran yang dilakukan oleh nasabah itu sendiri.
Apabila pembayaran kredit nasabah lancar dan dibayarkan tepat waktu dapat dipastikan tidak akan menemui masalah dan juga jauh dari ancaman kredit. Ancaman kredit sendiri sebenarnya dapat diartikan sebagai pengingat dari pembayaran kredit yang terlambat ataupun pembayaran kredit yang belum dibayarkan, sehingga ditegaskan agar segera dibayar. Dengan penegasan agar segera dibayar tersebut sehingga masyarakat menyimpulkan cara tersebut seperti ancaman.
ebetulnya memang setiap orang ingin memiliki pembayaran kredit yang baik tanpa ada kendala apapun sehingga tepat waktu pembayarannya. Namun masyarakat pun mengalami kendala terlambat pembayaran hingga penunggakan dikarenakan ada masalah keuangan yang dihadapi.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya nasabah mengalami hal tersebut. Namun seharusnya nasabah dapat mengantisipasi agar pembayaran seperti itu tidak mengalami masalah dan tetap dibayar tepat waktu. Masalah umum yang menjadi penyebab nasabah mendapatkan ancaman kredit di antaranya seperti tagihan yang menumpuk, nasabah mengalami musibah dan sebagainya.
Beberapa orang ada yang mengatasi kendala tersebut dengan membuat utang baru sehingga tagihan semakin banyak sedangkan pendapatan tidak ada sumber lain sebagai tambahannya. Agar ancaman kredit tidak semakin parah dan justru bertambah, berikut beberapa strategi yang perlu diterapkan, di antaranya:
1. Amankan Aset Berharga yang Dimiliki
Aset yang dimiliki baik kendaraan hingga rumah tinggal harus tetap terjaga dan jangan sampai disita bila memang sudah menjadi jaminan dalam kredit yang diambil. Caranya nasabah dapat mencoba melakukan negosiasi dengan meminta penangguhan pembayaran tagihan yang dimiliki bila memang berkaitan dengan aset berharga yang dimiliki yang dijadikan jaminan.
Jika diberikan sedikit penangguhan, maka dapat memanfaatkan aset yang dimiliki seperti rumah atau kendaraan untuk melakukan bisnis sampingan sehingga ada pemasukan. Walaupun mungkin terdapat rasa malu, namun kesampingkan terlebih dulu.
Gunakan bahasa yang baik dan sopan, namun bukan berarti meminta belas kasihan. Sampaikan kesulitan yang sedang dihadapi dari segi keuangan yang dimiliki, kemudian tanyakan apakah ada alternatif solusi yang tersedia agar tetap dapat melakukan pembayaran dan aset yang dimiliki pun tidak diambil.
2. Susun Skala Prioritas dalam Kebutuhan Hidup
Pengeluaran akan selalu ada dalam kebutuhan hidup, maka susunlah yang dapat menjadi prioritas untuk menjadi pengeluaran bulanan. Sebagai contoh pengeluaran untuk pembayaran listrik, biaya sekolah, cicilan motor, dan sebagainya. Mulai dirinci kebutuhan mana yang dapat ditangguhkan terlebih dulu, dan prioritaskan kebutuhan yang jauh lebih penting. Selesaikan pembayaran tagihan dengan cara bertahap agar stabil dan lancar, walaupun sebenarnya dengan gaji satu bulan yang dimiliki dapat dilunasi. Selain itu jangan sampai terjebak membuat utang baru.
3. Pengeluaran yang Tidak Penting Dialihkan Terlebih Dulu
Maksudnya adalah jangan terpancing untuk membeli barang konsumtif terlebih dulu. Sebagai contoh bila terbiasa makan setiap kali dengan membeli ke warung. Maka kali ini dapat mencoba makan dengan membeli bahan-bahannya dan dimasak sendiri. Umumnya dengan cara tersebut nasabah dapat lebih hemat, karena biaya nya mungkin hanya seperempat dari biaya satu kali makan di warung. Apabila cara ini terus berlanjut akan menciptakan kebiasaan baru sehingga dapat lebih banyak yang dialokasikan untuk tabungan dan investasi dibandingkan untuk kebutuhan yang konsumtif yang sifatnya sesaat.
4. Tidak Perlu Menggunakan Kartu Kredit
Bila selama ini kartu kredit yang dimiliki cukup banyak jumlahnya, maka kurangilah dan tutup kartu kredit yang dirasa tidak ada gunanya. Memiliki banyak kartu kredit memang membantu, namun jika biaya iuran tahunan dan bunganya tinggi pun dipastikan tidak akan membantu nasabah justru akan membebani setiap bulannya. Sehingga cukup miliki satu kartu kredit yang bunganya bagus serta banyak kerja sama dengan berbagai merchant sehingga dapat digunakan pula untuk bisnis.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
COO Danantara Beberkan Alasan Turunnya Penambahan Modal ke Garuda Indonesia Jadi Rp 23,67 T
-
Mulai 2026, DJP Bisa Intip Kantong Isi E-Wallet dan Rupiah Digital Masyarakat
-
HUT ke-45, Brantas Abipraya Tampilkan Beragam Inovasi: Dari Tradisi ke Transformasi
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?
-
OJK Sambut Baik Wacana QRIS Jadi Acuan Pinjaman Kredit di Pindar