Suara.com - Keberadaan kereta rel listrik (KRL) relasi Solo-Yogyakarta-Kutoarjo siap menggantikan armada kereta rel diesel Prambanan Ekspres jika pembangunan yang rencananya direalisasikan mulai tahun ini sudah diselesaikan.
"Mungkin saja namanya sama, Prambanan Ekspres (Prameks) seperti yang sudah dikenal masyarakat. Namun, kereta rel diesel (KRD) akan dihapus dan digantikan kereta rel listrik (KRL)," kata Executive Vice President (EVP) PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Hendy Helmi di Yogyakarta, Jumat (8/4/2016).
Menurut dia, penghapusan KRD Prameks tidak bisa dihindari karena kereta tersebut sebenarnya sudah tidak efektif untuk dioperasionalkan namun masih tetap dipaksakan berjalan karena kebutuhan.
Ia menyebut, biaya perbaikan dan operasional Prameks yang setiap hari melayani rute Solo-Yogyakarta-Kutoarjo tersebut lebih besar dibanding pendapatan yang diperoleh.
"Usia KRD Prameks yang kini dioperasionalkan sudah sangat tua. Namun, tetap dipaksakan berjalan karena kebutuhan masyarakat dan belum ada kereta pengganti," katanya.
Hendy menyebut, pembangunan kereta rel listrik yang menghubungkan Solo-Yogyakarta-Kutoarjo akan dikerjakan oleh pemerintah. Saat ini, sudah ada sekitar 8.000 tiang di Solo Jebres yang akan digunakan untuk jaringan listrik aliran atas.
"Tiang-tiang tersebut akan mengalirkan listrik untuk KRL. Jalurnya dibangun di jalur yang sudah ada sekarang," katanya.
Ia menyebut, spesifikasi teknis KRL yang akan dibangun di Solo-Yogyakarta-Kutoarjo tidak akan berbeda dengan spesifikasi KRL yang melayani penumpang di Jabodetabek.
"KRL membutuhkan listrik 1,5kVA. Dengan spesifikasi yang sama, maka akan bisa didukung armada dari Jabodetabek," katanya.
Kebutuhan rangkaian KRL yang akan dioperasionalkan di Solo-Yogyakarta-Kutoarjo akan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi penumpang. Pengadaan kereta akan dilakukan oleh PT KAI setelah pembangunan jaringan listrik selesai.
Setiap hari, kereta komuter Prameks mengangkut sekitar 6.000 penumpang. Namun, kapasitas yang dimiliki Prameks belum memenuhi kebutuhan yaitu sekitar 10.000 penumpang per hari. (Antara)
Berita Terkait
-
Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
-
Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
-
Tiba di Stasiun Manggarai, Prabowo Jajal KRL Baru dari China dan Tinjau Kereta Khusus Petani
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lokal Harga Rp200 Ribuan: Nyaman, Nggak Bikin Pegal saat Berdiri di KRL
-
KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Anjlok Dekat Stasiun, KCI Lakukan Rekayasa Perjalanan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T