Suara.com - Para pejabat pemerintah tingkat tinggi hampir 30 negara dan organisasi internasional yang bertanggung jawab atas kebijakan industri dan perdagangan baja bertemu di Brussel pada Senin (18/4/2016). Pertemuan dilangsungkan untuk mengatasi tantangan kelebihan kapasitas yang dihadapi industri baja global.
Pertemuan itu diselenggarakan bersama oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Pemerintah Belgia dengan tujuan untuk meningkatkan kelayakan ekonomi industri baja global dan membantu mengurangi friksi perdagangan antara mitra dagang.
"Masalah kelebihan kapasitas saat ini dihadapi sektor baja secara umum untuk semua negara penghasil baja di dunia. Ini adalah tantangan umum yang harus dihadapi oleh semua negara secara bersama-sama," menurut sebuah makalah yang dirilis oleh delegasi Cina selama pertemuan.
Delegasi Cina menyalahkan pelambatan ekonomi-ekonomi di negara-negara mau, pemulihan lamban, serta penurunan pembangunan infrastruktur, pengembangan industri dan konsumsi rumah tangga sejak terjadinya krisis keuangan internasional pada 2008 menjadi penyebab kelebihan kapasitas dalam baja dan beberapa industri lainnya.
"Masalah bersama perlu ditangani dengan upaya bersama," kata makalah itu, menambahkan adalah tidak benar menyalahkan perdagangan internasional untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi industri baja.
Delegasi Cina mengklaim bahwa negaranya adalah juara "perdagangan internasional yang bebas dan terbuka untuk industri baja."
"Sering menggunakan langkah-langkah obat perdagangan dan langkah-langkah membatasi impor lainnya tidak akan mengatasi akar penyebab kelebihan kapasitas baja global, dan merugikan bagian buruh, kerja sama, dan tata letak yang masuk akal dari industri baja global," tulis makalah tersebut.
Cina sendiri dalam pertemuan tersebut menguraikan prestasi dan rencana Tiongkok dalam memangkas kelebihan kapasitasnya.
Sebagai produsen, konsumen, dan pedagang baja utama, Cina menutup fasilitas usang dengan total kapasitas produksi lebih dari 90 juta ton pada 2011 hingga 2015.
Dalam lima tahun mendatang, Cina juga akan mengurangi kapasitas baja mentah sebesar 100 juta hingga 150 juta ton, menurut makalah itu.
Cina yakin negara-negara perlu bekerja pada kedua sisi penawaran dan sisi permintaan, dan penuh semangat memperluas permintaan untuk mengatasi kelebihan kapasitas.
"Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok menetapkan visi untuk memperkuat konektivitas dan infrastruktur pembangunan negara-negara di sepanjang rute. Hal ini telah memicu permintaan mereka untuk baja, dan memberikan hasil win-win melalui pembangunan sosial dan ekonomi," kata makalah tersebut.
Berita Terkait
-
Investasi Transformatif di Era Ekonomi Global yang Berubah Cepat
-
RI Punya Gudang Baja Canggih, Bisa Hemat Biaya Logistik Rp 3,7 Miliar per Bulan
-
Bos Uniqlo Ramal Dunia Bakal Bangkrut, Ini Faktornya
-
Bank Indonesia Ungkap 2 Faktor Penting Ini Guncang Ekonomi Global!
-
Pertumbuhan Ekonomi Global Diramal Bakal Suram, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities