Suara.com - PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) akan menerbitkan surat utang atau obligasi berkelanjutan II dengan tingkat bunga tetap tahap I tahun 2016 sebesar Rp1,5 triliun.
Prospektus ringkas yang diterbitkan PT Toyota Astra Financial Services di Jakarta, Kamis (21/4/2016) mengemukakan bahwa dana hasil penawaran umum obligasi itu setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor.
Dalam rangka penerbitan obligasi itu, dijelaskan, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch), yakni "triple A" dengan outlook stabil.
Peringkat TAFS itu mencerminkan dukungan kuat dari salah satu pemegang saham mayoritasnya yaitu Toyota Financial Services Corporation (TFSC). TFSC adalah anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh Toyota Motor Corporation, salah satu pabrikan otomotif terbesar di dunia.
Obligasi itu, dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment) oleh para penjamin pelaksana emisi efek terdiri dari dua seri, yaitu obligasi seri A dan obligasi seri B yang diterbitkan tanpa warkat.
Penjamin pelaksana emisi obligasi berkelanjutan II Toyota Astra Financial Services dengan tingkat bunga tetap tahap I tahun 2016, yakni PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk. Sementara Wali Amanat dalam emisi ini adalah yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dijelaskan, obligasi itu tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi jaminan bagi pemegang obligasi ini, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang Undang Hukum Perdata Indonesia. Hak pemegang Obligasi adalah paripassu (tanpa hak preferen).
Sebagai bagian dari grup Toyota, disebutkan, TAFS mendapatkan keuntungan dari pengetahuan soal produk dan dukungan pendanaan. Dukungan pendanaan ini datang dari relasi kuat dengan perbankan Jepang dan institusi keuangan yang didukung pemerintah Jepang. (Antara)
Berita Terkait
-
Oversubscribed 2 Kali Lipat, Pasar Sambut Antusias Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan Pegadaian
-
Pramono Batal Bentuk Jakarta Funding, Pilih Terbitkan Obligasi Daerah, Mengapa?
-
WIKA Akui Lalai Bayar Surat Utang Triliunan, Nasib Investor di Ujung Tanduk?
-
Sri Mulyani Rilis Aturan Buyback dan Jual Langsung Surat Utang Syariah
-
Sri Mulyani Jualan Surat Utang di Australia: Laris Manis Diserbu Investor
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada
-
Hunian Mewah Bakal Dibangun di Sawangan, Harganya Rp 3,5 Miliar
-
Waspada! Kenali Ciri-ciri Penipuan Produk Emas Logam Mulia Secara Online
-
BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Sungai sebagai Sumber Kehidupan
-
Warga Jakarta Telantarkan Jenazah Pejabat Pajak di Pinggir Jalan, Tolak Gotong ke Makam
-
Purbaya: Jadi Menkeu Ternyata Beda Jauh dari Ketua LPS, 'Salah Ngomong Langsung Dipelintir'