- Penerbitan ini juga menjadi global bonds ke-18 yang diterbitkan pemerintah dalam format SEC-registered.
- Total permintaan atau final orderbook yang masuk mencapai 18 miliar yuan (sekitar Rp39,6 triliun).
- Pemerintah berhasil menekan yield akhir sebesar 45 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 40 bps untuk tenor 10 tahun.
Suara.com - Pemerintah Indonesia secara resmi mencatatkan debut bersejarah di pasar obligasi yuan global dengan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Yuan (Chinese Renminbi/CNH) atau yang dikenal sebagai Dim Sum Bonds.
Penerbitan ini mencapai nilai total 6 miliar yuan, setara dengan sekitar Rp13,2 triliun (dengan kurs sekitar Rp2.200 per yuan).
Langkah ini merupakan tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk mendiversifikasi sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan memperluas basis investor di kancah global.
Penerbitan ini juga menjadi global bonds ke-18 yang diterbitkan pemerintah dalam format SEC-registered.
Berikut adalah empat fakta penting mengenai penerbitan Dim Sum Bonds oleh Pemerintah Indonesia:
1. Nominal Jumbo dan Orderbook Tiga Kali Lipat
Meskipun baru pertama kali hadir di pasar obligasi yuan global, penerbitan Dim Sum Bonds ini sukses besar. Setelah penawaran dibuka pada Kamis (23/10), total permintaan atau final orderbook yang masuk mencapai 18 miliar yuan (sekitar Rp39,6 triliun).
Angka ini mencerminkan minat yang luar biasa, mencapai tiga kali lipat dari nominal yang diterbitkan.
Minat tinggi dari investor onshore (domestik) Tiongkok ini sekaligus menunjukkan tingginya kepercayaan investor asing terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, prospek pertumbuhan, dan kredibilitas pengelolaan fiskal pemerintah.
Baca Juga: Dolar AS Dicueki! Transaksi Rupiah RI -Yuan China Tembus Rp 35 T, Bisa Pakai QRIS
2. Mendapatkan Yield yang Sangat Kompetitif
Besarnya minat investor memungkinkan Pemerintah menetapkan tingkat imbal hasil (yield) akhir yang jauh lebih kompetitif dibandingkan level penawaran awal (Initial Price Guidance).
Pemerintah berhasil menekan yield akhir sebesar 45 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 40 bps untuk tenor 10 tahun.
Dengan penyesuaian tersebut, yield akhir untuk tenor 5 tahun (RICNH1030) ditetapkan sebesar 2,5 persen dengan nominal penerbitan 3,5 miliar yuan. Sementara itu, yield untuk tenor 10 tahun (RICNH1035) ditetapkan sebesar 2,9 persen dengan nominal penerbitan 2,5 miliar yuan.
3. Raih Peringkat Kredit Global yang Kuat
Dim Sum Bonds yang diterbitkan ini mendapatkan peringkat kredit yang solid dari lembaga pemeringkat internasional. Obligasi ini mendapat peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch Ratings.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Minat BUMN Untuk IPO Makin Jauh, OJK dan BEI Mulai Ketar-ketir
-
Purbaya Resmikan 3 Teknologi AI Canggih di Pelabuhan, Biar Kerja Bea Cukai Tak Lagi Lambat
-
Kemenperin Umumkan Jurus Baru Agar Industri RI Bisa Bersaing Global
-
Investor Saham Makin Doyan Market Order, Nilai Transaksi Tembus Rp1 Triliun Per Hari
-
Anak Usaha MDKA Reklamasi Lahan Seluas 84,96 Hektare di Tujuh Bukit
-
Sandiaga Uno Dorong Wirausaha Muda Untuk Melantai Bursa
-
Kementerian ESDM Audit Tambang Emas Martabe yang Terafiliasi ASII, Diduga Perparah Banjir Sumatera
-
Perjanjian Dagang Terancam Batal, ESDM Tetap Akan Impor Migas AS
-
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Tetap Beroperasi di Tengah Banjir Sumut
-
Rupiah Kokoh Lawan Dolar AS pada Hari Ini, Tembus Level Rp 16.646