- Pemerintah berhasil menyerap dana segar senilai Rp28 triliun dari lelang sembilan seri Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pada 21 Oktober 2025.
- Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan, serapan terbesar didominasi oleh SUN tenor pendek hingga menengah.
- Namun, seri tenor panjang juga menunjukkan minat besar dari pasar.
Suara.com - Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menarik utang baru untuk memperkuat pundi kas negara. Dimana, pemerintah berhasil menyerap dana segar senilai Rp28 triliun dari lelang sembilan seri Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pada 21 Oktober 2025.
Menurut DJPPR Kementerian Keuangan, Rabu (22/10/2025) total penawaran yang masuk (oversubscription) kali ini sedikit menurun menjadi Rp117,5 triliun (dari sebelumnya Rp126,16 triliun).
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan, serapan terbesar didominasi oleh SUN tenor pendek hingga menengah. Namun, seri tenor panjang juga menunjukkan minat besar dari pasar.
"Fokus utama investor beralih ke seri jangka pendek, mencerminkan strategi manajemen risiko di tengah ketidakpastian pasar global," sebut laporan itu.
Secara rinci serapan terbesar dari lelang ini didominasi oleh seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dengan tenor pendek diantaranya:
1. SPN12261008 (Jatuh Tempo 2026): Diserap paling besar senilai Rp5 triliun dari penawaran masuk Rp9,36 triliun. Yield rata-rata tertimbang dimenangkan pada level 4,65000%.
2. SPN01251122 (Jatuh Tempo 2025): Seri penerbitan baru ini hampir diserap penuh, dimenangkan sebesar Rp2 triliun dari total penawaran Rp2,07 triliun, dengan yield 4,63442%.
Kinerja ini mengindikasikan bahwa investor cenderung memilih instrumen dengan risiko durasi yang lebih rendah (jangka pendek) untuk parkir dana mereka.
Meski seri jangka pendek mendominasi serapan, seri obligasi negara (FR) tenor menengah panjang tetap menunjukkan minat investor yang tinggi. Seri FR0106 (Jatuh Tempo 2040) mencatatkan penawaran masuk tertinggi, mencapai Rp32,68 triliun, namun pemerintah hanya menyerap sebesar Rp4,5 triliun dengan yield 6,33622%.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Siapkan Teknologi AI Buat Pantau Praktik Curang Bea Cukai
Seri obligasi jangka panjang lainnya, termasuk FR0108 (Jatuh Tempo 2036) dan FR0109 (Jatuh Tempo 2031), juga sukses menyerap dana masing-masing Rp4,9 triliun dan Rp3,55 triliun.
Secara keseluruhan, meskipun penawaran total sedikit melambat, pemerintah berhasil memenuhi target pembiayaan dengan yield yang kompetitif. Satu-satunya seri yang diputuskan tidak diserap adalah SPN03260121, meskipun ada penawaran masuk Rp650 miliar, menunjukkan selektivitas pemerintah dalam mengelola utang negara.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Realisasi Investasi ESDM 17,2 M Dolar AS Didominasi Migas
-
SMRA Guyur Dana ke Dua Anak Usaha Senilai Rp 972,31 Miliar
-
Menkeu Purbaya Siapkan Teknologi AI Buat Pantau Praktik Curang Bea Cukai
-
Prabowo Sentil Kesejahteraan Ojol, Bos GoTo Bilang Begini
-
Kementerian ESDM Tata Ulang 45.000 Sumur Minyak Rakyat, Warga Kini Bisa Bekerja Tenang
-
Pasar Obligasi Masih Berpotensi Menguat, Ini 4 Faktor Pemicunya
-
Bahlil Sebut B40 Telah Buat Hemat Devisa Negara Rp 93,43 Triliun
-
Ekonom Beberkan Efek Domino Program Listrik Desa ke Ekonomi Daerah
-
BSI Salurkan Rp 52,18 Triliun untuk Pembiayaan Sektor UMKM
-
BRI Peduli Ubah Lahan Sempit Jadi Lumbung Pangan Lewat Program BRInita