Banyak pengusaha, terutama yang baru, berpikir bahwa negosiasi adalah tentang uang. Padahal yang sebenarnya, uang itu memang termasuk bagian dari negosiasi bukan arti dari negosiasi. Dalam arti kata yang sederhana, negosiasi dapat diartikan sebagai usaha penjajakan antara kedua belah pihak.
Penjajakan ini bisa bermakna luas, mulai perjanjian, pengelolaan keuangan, biaya operasional, dan lainnya. Negosiasi yang tepat seharusnya bisa mengakomodir semua kebutuhan usaha.
Menjadi sebuah kewajaran jika uang memang terlibat dari bagian ini. Namun negosiasi bukan hanya sekedar uang, masih ada banyak pembahasan lain yang harus dilakukan. Negosiasi dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan dalam hal apapun, termasuk strategi bisnis sekaligus pengelolaannya.
Negosiasi yang hanya memfokuskan uang sebagai bahasan justru akan mengakibatkan ketidakharmonisan bagi kedua belah pihak. Untuk mengantisipasi hal ini, dalam negosiasi juga harus dibahas tentang aturan dasar dalam pengambilan keputusan.
Suara.com - Banyak komponen yang harus dibahas ketika bernegosiasi. Dalam meminimalisir kemungkinan kesalahan saat bernegosiasi, banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang banyak dilakukan pengusaha dalam hal negosiasi.
1. Anda Mengira Sudah Memberitahu Semua yang Mereka Perlukan
Dalam beberapa kesempatan, banyak pengusaha selalu berpikir demikian. Memang berpikir seperti ini tidak salah, namun juga tidak benar pula. Ketika melakukan proses negosiasi, pembahasan seharusnya mencakup semua aspek yang mereka perlukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang akan terjadi pada kemudian hari. Kejadian seperti ini biasanya terjadi ketika menyangkut dalam hal yang sifatnya prinsipil.
Banyak slogan yang bertebaran yang berkata, dukungan pelanggan kami sediakan hingga 24 jam. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah dengan menyediakan layanan pelanggan selama 24 jam semua masalah yang mereka perlukan teratasi? Salah satu kiat yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan menyediakan update newsletter. Atau kalau diperlukan bisa juga dengan menghubungi secara berkala untuk sekedar menanyakan tentang keperluan utama mereka. Cara lain adalah dengan membahas produk Anda secara detail dan biarkanlah mereka yang menentukan sikap apakah siap berbisnis dengan Anda atau tidak.
2. Anda Tidak Bisa menjelaskan Hubungan Biaya Dengan Visi
Hal seperti ini sangat rentan terjadi dalam dunia usaha, terutama ketika dalam mempresentasikan ide bisnis yang Anda miliki. Untuk menghindari ini terjadi, buatlah rencana pengeluaran biaya secara detail sehingga penjelasan yang Anda berikan akan sesuai dengan visi. Anggaran biaya yang diperlukan sebuah perusahaan untuk menjalankan bisnisnya seharusnya sejalan dengan visi perusahaan.
Visi ini kemudian akan diwujudkan ke dalam sebuah langkah konkret agar tujuan perusahaan tersebut tercapai.
Jika kemampuan Anda memang terbatas dalam melakukan hal ini, cobalah untuk meluruskan hal ini dan jelaskan secara sistematis. Jika penawaran produk yang Anda tawarkan memang spesial, maka presentasikan dengan cara berbeda, misalnya dalam bentuk pertukaran. Gunakanlah komunikasi yang sederhana namun efektif dalam menyampaikan maksud Anda. Biaya yang jelas secara tidak langsung juga akan menjelaskan tentang visi Anda dalam menyampaikan penawaran.
3. Anda Tidak Peka Terhadap Suatu Momen
Dalam menangkap peluang untuk melakukan negosiasi, kepekaan terhadap suatu momen tertentu dapat memberikan keuntungan lebih. Negosiasi bisnis bukan hanya membicarakan tentang bisnis saja. Pada saat tertentu, misalnya sedang makan siang dengan klien, cobalah untuk melihat lebih dalam tentang karakter klien Anda. Perhatikanlah jika ada momen-momen tertentu yang tidak biasa.
Setelah Anda cukup mengetahui tentang klien tersebut, gunakan pengetahuan yang Anda miliki untuk mencoba mengulik keterkaitan momen tersebut dengan visi yang Anda tawarkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak