Suara.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fadly Nurzal menyatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu melakukan intervensi untuk memberdayakan sektor kelautan dan membantu kalangan nelayan.
"Pemerintah perlu ikut campur agar kalangan nelayan mendapatkan kemudahan dalam mengembangkan usaha perikanannya," katanya di Medan, Senin (9/5/2016).
Pihaknya memberikan apresiasi ketika Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan akan membantu nelayan ke perbankan.
Bantuan tersebut, katanya, akan memudahkan kalangan nelayan untuk berkembang, terutama nelayan tradisional yang selama ini masih menggunakan peralatan seadanya.
Namun, katanya, patut disadari bahwa nelayan yang menjadi pekerja perikanan tersebut tidak "bankbale" sehingga akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan.
"Nelayan tradisional itu tidak 'bankbale', kecuali para tokenya," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Oleh karena itu, ujarnya, pemerintah harus melakukan intervensi agar "pekerja laut" mudah mendapatkan pinjaman dari bank.
Bentuk intervensi lain, katanya, memberikan bantuan kapal kecil untuk kelompok nelayan dan bantuan bergulir yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi yang ada.
Sesuai klaim Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, jumlah ikan di perairan Indonesia banyak sehingga memberikan peluang bagi nelayan.
"Namun bagaimana menangkap ikan, kan mereka harus diberikan kapal," ujar Fadly.
Menurut dia, bantuan kapal dan pinjaman bergulir tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk mencegah nelayan tradisional ikut serta dalam operasional pukat yang dilarang seperti pukat trawl.
Pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk menertibkan operasional pukat trawl dan berbagai aktivitas yang tidak melanggar aturan.
Hal itu, katanya, untuk menjaga kelestarian laut yang merupakan aset yang akan diwariskan secara turun temurun.
Namun, katanya, pelarangan tersebut juga akan membawa dampak bagi masyarakat yang bergerak dalam aktivitas penangkapan ikan.
"Jika operasionalnya dihentikan, harus ada langkah dan kebijakan lain bagi pekerjanya agar memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanaya.
Ia mengatakan nelayan yang ikut dalam operasional pukat trawl tersebut umumnya tidak memiliki keahlian lain selain menangkap ikan. Pelarangan tersebut dikhawatirkan justru menimbulkan masalah baru.
"Jangan sampai kebijakan itu menambah angka pengangguran baru dan menimbulkan potensi kerawanan sosial baru," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Protes Tanggul Viral, KTP Nelayan Cilincing Bakal Dicek, Wamen KKP: Mana Pendatang, Mana Warga Asli
-
Viral Tanggul Beton di Laut Cilincing, Ini Penampakannya
-
DPR Panggil KKP Senin Depan Terkait Tanggul Beton yang Rugikan Nelayan Cilincing
-
Tanggul Beton di Cilincing Dikeluhkan Nelayan, Komisi IV DPR Agendakan Panggil KKP Senin Depan
-
DPR Bakal Panggil KKP Terkait Tanggul Beton di Cilincing yang Dikeluhkan Nelayan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya