Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank-IDB) menjajaki kerja sama dengan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) dalam rangka melibatkan tenaga konsultan Indonesia pada proyek-proyek yang dibiayai bank tersebut.
"Sebagai tahap awal kami akan menyelenggarakan seminar sederhana guna menyamakan persepsi mengenai regulasi untuk bidang-bidang teknik dan pengembangan kapasitas," kata Ketua Inkindo Nugroho Pudji Rahardjo di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Nugroho berharap kerja sama dengan IDB tidak terbatas kepada pengadaan jasa konsultan teknik di Indonesia, tetapi juga dapat dilibatkan dalam pekerjaan teknik dengan negara-negara Islam yang selama ini menjadi mitra kerja IDB.
Nugroho mengatakan di bawah Inkindo banyak tenaga ahli dengan kompetensi diberbagai bidang teknik seperti minyak, kelautan, bahkan seni sesuai kualifikasi IDB, tentunya dengan harga lebih murah daripada merekrut dari Eropa dan Amerika.
Nugroho menjelaskan kerja sama dengan lembaga internasional saat ini sangat penting mengingat Indonesia telah memasuki pasar global ditandai dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang dimulai awal 2015.
"Pahami regulasi yang berlaku, pelajari agar dapat berkompetisi pada era global seperti sekarang ini. Sehingga kami akan terus menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional lainnya," ujar Nugroho.
Sementara itu, Senior Procurement Specialist IDB, Bauzid Ottman berharap dalam waktu dekat dapat dibuatkan MOU untuk penyelenggaraan seminar yang akan membahas semua informasi mengenai asosiasi dibidang teknik serta regulasi dibidang pembiayaan.
Bauzid mengatakan dalam IDB sendiri ikatan konsultan yang tergabung dalam Federation of Consultans from Islamic Countries (FCIC) yang diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan Inkindo untuk berbagai proyek yang dibiayai IDB baik di Indonesia maupun luar negeri.
Bauzid juga menjelaskan terdapat 56 perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat yang terlibat dalam berbagai proyek IDB. Untuk pengadaan jasa konsultan IDB pada umumnya membutuhkan waktu 60 hari, kecuali untuk proyek besar dan kompleks dibutuhkan 90 hari. (Antara
Berita Terkait
-
Genjot Kredit, BFIN Incar Penyaluran Pembiayaan Sektor Mesin Cetak
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
BRI Jadi Raja FLPP 2025: Kuota Terserap 71 Persen, Strategi Apa di Baliknya?
-
Tips dan Manfaat Pembiayaan Digital untuk Hidup Lebih Praktis
-
Pembiayaan KPR Bank Mega Syariah Raup Rp 334 Miliar
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera