Industri perbankan nasional tak hanya pusing menghadapi melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit. Perbankan nasional kini harus menghadapi tren kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang semakin meningkat sepanjang tahun ini.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2016, total kredit industri perbankan mencapai Rp4.000,44 triliun. Sementara volume kredit yang berada dalam status NPL mencapai Rp113,07 triliun atau 2,82 persen dari total kredit di kuartal I 2016.
Pada Maret 2015, total kredit industri perbankan mencapai Rp3.679,87 triliun. Sementara volume kredit yang berada dalam status NPL mencapai Rp88,40 triliun atau 2,40 persen dari total kredit di kuartal I 2015.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan bahwa meningkatnya NPL industri perbankan tak lepas dari menurunnya daya beli masyarakat "Ini imbas dari masih rendahnya pertumbuhan ekonomi kita. Akibanya banyak debitur perbankan yang mengalami penurunan daya beli dan kesulitan membayar angsuran kredit,” kata Josua saat dihubungi Suara.com, Senin (30/5/2016).
Situsi ini sangat terlihat terutama di sektor-sektor ekonomi yang terpuruk. Seperti industri pertambangan dan industri perkebunan, terutama kelapa sawit. Daya beli debitur korporasi di kedua sektor tersebut mengalami penurunan seiring bisnis mereka yang lesu akibat rendahnya harga komoditi di pasar dunia. “Ini memang terasa sekali ada peningkatan NPL di kedua sektor tersebut,” jelas Josua.
Situasi ini mempersulit peluang tumbuhnya kredit perbankan di level yang tinggi. Sebab kondisi ini mau tak mau akan memaksa perbankan untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit. “Mereka tentu akan mengutamakan debitur eksisting dengan perjanjian kredit yang lebih baik daripada banyak mencari debitur baru dengan resiko lebih besar,” jelas Josua.
Kondisi ini membuak peluang perbankan semakin bersikap konservatif sehingga pertumbuhan kredit perbankan tahun ini bisa saja tak sesuai prediksi Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berkisar 12 – 14 persen. “Bisa saja realisasnya tak sesuai harapan BI dan OJK,” pungkas Josua.
Berita Terkait
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Viral Pria Pakai Mobil Kredit Macet Hingga Cek-cok dengan DC, Ngaku Anak Propam
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Kredit Macet Pinjol Meningkat, Anak Muda Dominasi Paling Banyak yang Gagal Bayar
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga