Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis (30/6/2016) ditutup naik sebesar 36 poin atau 0,73 persen ke level 5.016 setelah bergerak di antara 4.996-5.033. Sebanyak 181 saham naik, 117 saham turun, 85 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 8.498 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 1,979 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Jumat (1/7/2016).
Pasar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Kamis (30/6/2016) karena pembuat kebijakan mengisyaratkan langkah lebih lanjut untuk menanggulangi dampak keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit). Indeks Standard & Poor’s 500 mengakhiri kuartal II dengan menguat 1,4 persen ke level 2.098,86 pada penutupan perdagangan. Indeks tercatat telah menguat 1,95 sepanjang kuartal ini. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 235,31 poin atau 1,3 persen ke 17.929,99.
"Total volume perdagangan pada bursa AS mencapai sekitar 8,8 miliar saham, 22 persen di atas rata-rata tiga bulan terakhir," ujar Kiswoyo.
Pasar saham Eropa ditutup menguat karena berkurangnya kekhawatiran investor atas dampak jangka panjang dari keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 1 persen ke posisi 329,88 pada perdagangan Kamis (30/6/2016). Indeks sebelumnya turun 0,9 persen pada awal perdagangan.
"Kemudian berbalik menguat setelah Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan Inggris akan melonggarkan kebijakan dalam beberapa bulan ke depan," tambah Kiswoyo.
Didalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan laju inflasi Juni 2016 hari ini, Jumat (1/7/2016). Sejumlah ekonom memperkirakan, laju inflasi Juni tahun ini tergolong rendah. Tekanan harga makanan Juni 2016 yang bertepatan dengan musim puasa, tidak sekencang tekanan harga pada musiman puasa biasanya, harga beras cenderung stabil. Sementara harga cabai dan bawang turun. Upaya pemerintah kelihatannya cukup berhasil menjaga harga pangan, puncak inflasi tahun ini terbagi menjadi dua, yaitu di bulan Juni dan Juli dengan besaran yang seimbang.
"Tiga faktor yang menyebabkan laju inflasi Juni rendah. Pertama, adanya operasi pasar yang dilakukan pemerintah untuk menjaga pasokan bahan pangan di pasar. Kedua, penurunan per-mintaan masyarakat. Ketiga, penguatan rupiah sehingga harga barang-barang impor juga menurun," tutup Kiswoyo.
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok