Suara.com - Dalam kotbah agama dikatakan bahwa kesombongan adalah sumber segala dosa. Tapi bagaimana dalam bidang keuangan? Kerugian apakah yang ditimbulkan oleh sombong? Bagaimana sombong dapat membuat Anda tetap miskin? 7 hal berikut ini merupakan peringatan bagi kita.
1. Sombong Membuat Anda Membayar Mahal untuk Merek
Ada barang bermerek, ada barang yang umum, dan biasa. Barang bermerek lebih mahal karena Anda membayar untuk biaya pemasarannya juga, dan juga nama yang Anda beli. Namun, dalam banyak hal, barang bermerek identik dengan barang yang umum. Yang berbeda dan perlu diperhatikan adalah harga.
Tetapi orang sudah saking bangganya sehingga tidak mau meninggalkan merek. Orang kaya tidak selalu mengenakan barang bermerek. Adakalanya mereka membeli barang biasa dengan alasan kualitas sama dan mereka tidak mau mengeluarkan uang melebihi yang harus dikeluarkan. Jadi, kalau ada yang lebih murah dengan kualitas yang sama, mengapa membayar lebih mahal?
2. Sombong Membuat Anda Menjadi Pengutang
Sebutlah namanya Dimas. Dia mengendarai sepeda motor besar 250cc. Dia menggunakan laptop terbaru seharga puluhan juga. Juga, dia menggunakan smartphone seharga jutaan rupiah. Ketika tiba di rumah, rumahnya biasa-biasa saja. Makannya sederhana saja. Artinya, kebutuhan primer dia kesampingkan, kebutuhan sekunder dia kedepankan. Untuk memenuhinya, dia harus berutang kepada bank dari transaksi kartu kredit dan juga leasing. Akibatnya, hidupnya akan terasa sempit
3. Gengsi Membeli Barang Bekas
Barang bekas berkualitas banyak dijual sekarang ini. Pakaian bekas berkualitas dengan harga lebih murah dapat membuat Anda berhemat banyak ketika membeli pakaian. Juga, perabot dan mebel. Tetapi jika Anda gengsi membeli di tempat barang maka yang terjadi adalah Anda harus mengeluarkan jutaan untuk semua itu. Membeli barang bekas bukan suatu hal yang hina. Itu adalah tindakan yang bijak, mendayagunakan kembali barang yang sudah tidak dipakai lagi oleh orang lain. Terkadang juga barang-barang bermerek. Orang tidak akan tahu dan tidak peduli di mana Anda membeli kecuali jika Anda beritahukan kepada mereka.
4. Sombong Mencegah Anda Menerima Bantuan Keuangan
Beberapa orang yang sombong, mereka sesumbar tidak mau menerima bantuan. Apakah dari teman, keluarga, atau pemerintah, mereka lebih baik berjuang ketimbang mengakui bahwa mereka butuh sedekah. Itu bukanlah pandangan hidup yang baik. Program pemerintah diadakan dengan tujuan menolong orang. Istilahnya jaring pengaman sosial. Mungkin niatnya baik. Agar orang yang lebih membutuhkan dapat menerima bantuan itu. Tetapi jika niatnya sombong, maka itu tidak baik.
5. Sombong Membuat Kesalahan Finansial yang Sama Terulang
Penyebabnya sederhan. Anda tidak mau dicap sebagai orang miskin. Kesalahan finansial yang dimaksud adalah besar pasak daripada tiang. Jika penghasilan Anda tidak memadai, membeli sebuah smartphone berharga jutaan adalah kesalahan. Kesalahan semisal terus terulang karena Anda tidak mau dicap sebagai orang miskin yang membeli barang murah, walaupun tidak semua barang murah itu murahan.
6. Sombong Mencegah Anda Belajar Mengatur Uang
Sombong adalah penghalang kepada pengetahuan. Jika Anda sudah menyadari hal ini, tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar.
Tidak ada jeleknya mengakui bahwa Anda perlu bantuan mengatur keuangan. Kenyataannya, yang memalukan itu jika Anda tidak tahu. Pengetahuan adalah kekuatan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan hal keuangan, semakin lebih Anda mengetahui, makin besar kesempatan Anda berhasil dengan uang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur