Wakil Ketua Komisi XI DPR Ahmad Hafidz Tohir mengaku memaklumi jika defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN 2016) hingga Agustus 2016 sebesar 2,08 persen. Padahal target defisit anggaran dipatok 2,35 persen dari PBD.
"Memang APBN kita 2016 ini yang paling sulit sejak reformasi. Kalau kita perhatikan indikator untuk memompa pertumbuhan agak banyak rintangan. Seperti penerimaan pajak kita tidak sesuai dengan ekspektasi," kata Hafidz saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2016).
Ia menjelaskan, melemahnya indikator pemompa pertumbuhan tersebut lantaran pengelolaan menejemen industri kecil yang kurang efisien khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Padahal Presiden sudah kita minta untuk serius memperhatikan KUR dimana itu basis industri kecil kita berjalan. Kalau kita lihat serapan kur sudah sampai 50 persen lebih Rp60 triliun pada periode bulan juli lalu. Artinya ini seharusnya sudah berjalan. Tapi nggak," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada pemerintah untuk bekerja keras agar kondisi perekonomian di dalam negeri bisa lebih baik lagi meski diterpa sentimen negatif dari perekonomian global.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
BRI Umumkan Dividen Interim 2025 Rp137 per Saham, Didukung Laba Rp41,2 Triliun
-
Pengusaha Masih Males Ambil Utang ke Bank, Dana Kredit Nganggur Capai Rp2.500 Triliun
-
Efek Banjir Sumatra, Kemenkeu Permudah Cairkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana
-
Kemenkeu Salurkan Dana Rp 4 Miliar ke Korban Banjir Sumatra
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
-
Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya