Peluang pengembangan industri dan konstruksi baja nasional masih terbuka lebar karena pasokan baja nasional belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hermanto Dardak dalam seminar “Masa Depan Industri dan Konstruksi Baja Nasional di Era Teknologi Data” yang diadakan di Steel Indonesia Expo 2016, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Seperti diketahui bahwa pada 2015 lalu kebutuhan baja untuk infrastruktur mencapai 12,5 juta ton namun pasokan baja nasional baru mampu memenuhi 6,20 juta ton, sehingga masih ada gap antara kebutuhan dan pasokan. “Untuk menutupi kekurangan baja di tanah air masih dilakukan impor, sehingga hal ini menjadi peluang besar untuk mengembangkan industri baja nasional,” ujar Dardak dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9/2016).
Menurut Dardak, pemerintah senantiasa mendorong industri dan konstruksi baja nasional untuk dapat berkembang dan meningkat kualitasnya, sehingga kebutuhan domestik dapat dipenuhi seutuhnya dari industri nasional. “Akan lebih baik apabila industri baja nasional ke depannya mampu melakukan ekspor dan menutupi kebutuhan negeri orang lain,” katanya.
Kementerian PUPR sangat berharap produksi baja nasional dapat berkembang cepat. Karena konsumsi baja nasional yang terbesar adalah untuk sektor konstruksi mencapai 78 persen, sementara untuk transportasi hanya mencapai delapan persen, minyak dan gas Bumi (migas) tujuh persen, permesinan mencapai empat persen dan lainnya tiga persen.
”Jangan sampai terjadi seperti pada 2005 lalu, pembangunan infrastruktur kita tertekan sedemikian hebatnya karena harga baja impor naik. Selain mahal, untuk mendapatkan baja dari luar pun tidak mudah saat itu,” ucap Dardak.
Menurutnya, saat ini diperlukan sinergitas antar pemangku kepentingan industri baja konstruksi, agar dapat mengamankan investasi sektor infrastruktur. Termasuk, mendorong kemandirian sektor konstruksi melalui pemenuhan kebutuhan produksi baja dalam negeri.
Dardak juga berharap, pengembangan industri baja dengan semen di dalam negeri dapat bersinergi, karena tingkat konsumsi baja konstruksi sangat dipengaruhi konsumsi beton dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur secara nasional.
Berita Terkait
-
Barata Indonesia Kolaborasi dengan Siemens Aktiengesellschaft
-
Indonesia Perlu Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur yang Kreatif
-
Arsitek Asing yang Bekerja di Indonesia akan Diatur Dalam UU
-
Inilah Proyek Prioritas Infrastruktur Pemerintah di 2017
-
Rumah-rumah Bersubsidi Tidak Boleh untuk Kegiatan Investasi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun