Suara.com - Setiap keluarga pasti memiliki tujuan keuangan (finansial) untuk menjadi bahagia dan sejahtera. Sejatinya kebahagiaan datang bukan hanya sekedar dari materi saja tetapi riakan kecil akibat adanya masalah finansial dapat merusak keharmonisan rumah tangga dan memicu perseteruan dalam sebuah keluarga.
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang baik dalam keluarga perlu dilakukan agar tujuan keuangan dapat tercapai. Kadang kala, perbedaan pengelolaan keuangan antara suami dan istri menjadi pemicu terjadinya kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Penyebab kegagalan dalam mengelola keuangan yang sering terjadi adalah karena adanya keinginan yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan yang harus dicukupi. Tatkala meski kita sudah memiliki rencana keuangan, hal tersebut juga bisa gagal karena kenyataannya pengeluaran melebihi perkiraan/dugaan.
Kemudian, rupanya ada beberapa hal lain yang apabila kita lakukan dapat memicu kesalahan dalam pengelolaan keuangan keluarga, di antaranya sebagai berikut:
1. Kurangnya Komunikasi
Tidak terjadi komunikasi dan musyawarah yang baik antara suami dan istri dalam mengelola keuangan tentunya akan membuat hubungan kedua belah pihak tidak enak dan tidak ada kepercayaan satu sama lain.
Misalnya saja, sang suami tidak terbuka dalam membantu keuangan setiap bulan kepada orang tuanya atau saudara kandungnya. Ini akan membuat sang istri tidak mengetahui keadaan suami yang sebenarnya sehingga mungkin saja sang istri dapat berprasangka buruk terhadap suaminya sendiri.
2. Kesulitan untuk menyamakan persepsi mengenai keuangan
Memiliki perbedaan latar belakang keluarga, pergaulan, atau pendidikan bisa menjadi kendala dalam pengelolaan keuangan. Misalnya sang suami menganggap bahwa asuransi itu tidaklah penting. Di sisi lain, istri menganggap asuransi penting atau mengkategorikannya sebagai kebutuhan antara primer, sekunder, dan tersier yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan membuat pengelolaan keuangan yang sehat terkendala.
3. Tidak ada pencatatan
Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah tidak adanya pencatatan yang dilakukan pengelola keuangan keluarga. Apabila terjadi besar pasak daripada tiang maka tidak bisa diketahui kemana uang paling banyak keluar.
Pemasukan dan pengeluaran tidak diatur secara baik sehingga bisa berpotensi memiliki utang untuk memenuhi segala bentuk pengeluaran yang ada. Tentunya utang yang terlalu besar ini akan memberatkan keuangan keluarga sehingga dapat menghambat sebuah keluarga dalam mencapai tujuan keuangannya.
4. Kurang komitmen dan tidak ada perencanaan
Perencanaan keuangan butuh komitmen yang tangguh. Contoh kecilnya adalah pencatatan keluar masuk uang harus dilakukan setiap hari dan mungkin akan sangat membosankan bagi kita yang tidak terbiasa melakukannya. Namun, cara inilah yang akan menyelamatkan keuangan keluarga kita setiap bulannya atau pada masa yang akan datang.
| Published by Bareksa.com |
Tag
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah