Manajemen PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengakui belum ada dana repatriasi yang masuk ke perusahaan itu. Kondisi ini diduga karena peserta tak amnesty masih fokus dengan pelaporan.
"Manulife memang menjadi salah satu perusahaan manajer investasi yang ditunjuk pemerintah sebagai 'gateway' untuk program tax amnesty. Namun, hingga September diakui, belum mencatatkan satup un dana repatriasi yang masuk," ujar Direktur Investasi Manulife Aset Manajemen Indonesia Alvin Pattisahusiwa di Medan, Sumatera Utara, Rabu (21/9/2016).
Selain masih sibuk melapor, kata Alvin, diduga dana repatriasi tersebut masuk ke perbankan.
Ia memperkirakan, dana repatriasi mulai masuk ke perusahaan investasi seperti Manulife Aset Manajemen Indonesia pada akhir September 2016 sehingga pihaknya terus melakukan sosialisasi dan 'jemput bola'.
"Penunjukkan Manulife Aset Manajemen Indonesia sebagai 'gateway' yang baru saja atau pada Agustus lalu dinilai juga menjadi salah satu faktor penyebab dana repatriasi tersebut belum masuk," katanya, Alvin tidak bersedia menyebutkan jumlah target dana yang akan terjaring Manulife Aset Manajemen Indonesia.
"Target kami adalah sebanyak-bamyaknya dan untuk itu manajemen terus melakukan sosialisasi agar banyak yang memanfaatkan peluang investasi di pasar saham Indonesia melalui reksa dana," ujar Alvin.
Manulife Aset Manajemen Indonesia sendiri sudah menyiapkan sembilan reksa dana saham, pendapatan tetap, dan pasar uang untuk menampung dana tax amnesty.
Empat reksa dana saham yakni Manulife Greater Indonesia Fund, Manulife Dana Saham, Manulife Saham Andalan, dan Manulife Syariah Sektoral Amanah.
Sedangkan empat reksa dana pendapatan tetap lainnya yaitu, Manulife Fixed Income dalam denominasi dollar, Manulife Pendapatan Bulanan II, Manulife Obligasi Negara II, dan Manulife Dana Tetap Pemerintah.
Bagi investor yang ingin berinvestasi di reksa dana dengan risiko yang minim, Manulife Aset Manajemen Indonesia menyiapkan satu reksa dana pasar uang yakni Manulife Dana Kas II. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya