Dalam menegakkan hukum, terutama penyelesaian kasus penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) yang melibatkan lintas negara (transnational), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dibantu banyak pihak, salah satunya adalah The International Criminal Police Organization (Interpol). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan Interpol merupakan salah satu badan yang dibentuk untuk tujuan sangat mulia dan dibutuhkan dalam tatanan global.
Susi mengatakan, saat ini pola tindak kriminalitas semakin canggih dan kian melibatkan banyak negara. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antar negara guna menangani illegal fishing. "Di sini saya sharing pengalaman kita dalam keseriusan kita dan ketegasan kita dalam melawan illegal fishing. Illegal fishing bukan hanya sekadar pencurian ikan", ungkap Susi saat menjadi pembicara kunci speaker Sidang Umum Interpol ke-85 di Bali, Rabu (9/11/2016).
Selama dua tahun, KKP bersama tim gabungan dari Satgas 115 melakukan analisa, investigasi, dan melakukan penindakan. Hal itu menemukan fakta bahwa illegal fishing lebih dari sekadar pencurian ikan. "Satu kapal, krunya bisa dari berbagai negara. Benderanya di satu kapal bisa dari 20 negara. Memang melibatkan multi nasional dan sebaiknya Interpol mengambil peran yang penting dan sangat dibutuhkan dalam hal ini," terang Susi di hadapan sekitar 1.500 peserta dari 165 negara.
Lebih lanjut Susi menambahkan, Indonesia di bawah komando Presiden Joko Widodo dapat bersikap tegas, terutama mendukung negara untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Illegal fishing, lanjut Susi, bukan hanya soal penangkapan ikan ilegal, tapi juga menyangkut soal perbudakkan, narkoba, miras, rokok, hingga hewan langka yang diselundupkan antar negara. "Jadi hari ini kita share, dan mereka sangat antusias. Apalagi mereka dengar Satgas 115 di mana semua badan bisa bekerja sama di situ dari Polisi Air, Pol Laut, AU, Kejaksaan, Kalakhar, Bakamla, dan lainnya," ucap Susi.
Susi pun mengharapkan agar Interpol dapat melanjutkan dan memperkuat perannya dalam memfasilitasi negara-negara anggota untuk mengatasi tantangan dalam memberantas kejahatan perikanan transnasional terorganisasi. Selain itu, pada Sidang Umum Interpol ke-85 ini, diharapkan dapat terjalin kolaborasi antar negara untuk memerangi kejahatan perikanan transnasional terorganisir.
"Pekerjaan kami tidak hanya menciptakan efek jera, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan nelayan dan keberlanjutan ekosistem laut kita. Jadi, mari kita bekerja sama untuk melindungi laut kita dengan terus memerangi ancaman di laut," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Citibank Pastikan Kinerja Keuangan di Kuartal III 2025 Tetap Solid
-
Alasan Indonesia Belum Jadi Raja Batu Bara Asia, Padahal Pasokan dan Ekspor Tinggi
-
APINDO: Isu Utama Bukan hanya UMP Tapi Penciptaan Lapangan Kerja Formal
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed
-
Rencana Kenaikan UMP, APINDO: Harus Berkeadilan!
-
Waduh, Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia untuk Dapatkan Calon Investor
-
Cara Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu: Syarat, Penerima, Cara Daftar dan Jadwal Cair
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut