Rilis data inflasi terbaru Indonesia di hari Kamis ini (1/12/2016) akan menarik perhatian pasar yang mengharapkan pencerahan mengenai kondisi perekonomian Indonesia menjelang akhir tahun. Inflasi Indonesia di bulan Oktober tercatat sebesar 3,31 persen dan ekspektasi inflasi November meningkat menjadi 3,43 persen karena kenaikan harga energi dan pangan. Inflasi terus meningkat menuju target Bank Indonesia yaitu 3,5 persen dan menandakan bahwa enam pemangkasan suku bunga sepanjang tahun ini memberi dampak positif pada ekonomi Indonesia.
"Di luar Indonesia, USD yang menguat dan terpilihnya Trump masih sangat membebani Pasar Berkembang. Posisi IDR terhadap USD tetap rentan. Data ketenagakerjaan non pertanian (NFP) AS yang positif di hari Jumat berpotensi semakin menekan Indeks Harga Saham Gabungan," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime, dalam keterangan resmi, Kamis (1/12/2016).
Laporan ADP AS Menarik Perhatian
USD agak melemah di perdagangan hari Selasa. Indeks Dolar berkisar di atas 101.00 karena aksi ambil untung investor menjelang rapat OPEC Rabu ini. Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed di bulan Desember sudah dipastikan sehingga investor bullish tetap memegang kendali dan USD diprediksi tetap berkibar. Perhatian pasar akan tertuju pada Laporan Perubahan Ketenagakerjaan Non Pertanian ADP yang dapat menjadi pembuka menjelang rilis laporan NFP Jumat ini. Laporan ADP yang menggembirakan dapat menjadi inspirasi bagi investor bullish untuk meningkatkan nilai tukar USD.
Sorotan mata uang - EURUSD
Euro tetap terbebani oleh masalah pertumbuhan Zona Euro dan ketidakstabilan politik di Italia. Pernyataan positif dari ECB Selasa ini yang berjanji untuk membeli lebih banyak obligasi Italia pasca referendum Italia tidak dapat banyak membantu mengatasi tekanan negatif terhadap EURUSD dan investor bearish memanfaatkan peluang ini untuk semakin menekan nilai tukar. Mario Draghi akan berbicara tentang masa depan ekonomi Eropa di Madrid hari Rabu ini. Apabila beliau memberi isyarat dovish untuk memperpanjang program Pelonggaran Kuantitatif di bulan Desember, maka bears akan tertarik untuk menyerang. Dolar yang menguat di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS dapat memastikan EURUSD mengalami kerugian pada penutupan tahun ini.
"Dari sudut pandang teknikal, EURUSD bearish pada rentang waktu harian karena secara konsisten terdapat level terendah yang lebih rendah dan level tertinggi yang lebih rendah. Breakdown di bawah 1.060 dapat membuka jalan menuju 1.050," tutup Lukman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T