Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melakukan serah terima jabatan Menteri ESDM kepada Ignasius Jonan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Senin (17/10/2016). [Suara.com/Oke Atmaja]
Dalam rangka memperkuat kerja sama investasi energi dengan negara produsen utama di Kawasan Timur Tengah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan berkunjung ke Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Senin - Selasa (16/1 - 17/1/2017). Program utama kunjungan yang padat ini, yaitu mewakili Presiden Joko Widodo hadir pada Penyerahan Penghargaan Zayed dalam Bidang Energi Masa Depan yang ke-9 (The 9th Zayed Future Energy Prize Award), dan serangkaian pertemuan bilateral dengan Menteri yang menangani energi dari Qatar, Arab Saudi dan PEA serta dengan pengusaha/investor terkemuka di PEA.
The 9th Zayed Future Energy Prize Award, 16 Januari 2017
Penghargaan prestisius di bidang inovasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ini merupakan acara tahunan yang diikuti oleh kelompok pelajar/mahasiswa, penggiat energi, dan lembaga penelitian. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari seluruh dunia. Hadir pada acara tersebut, para menteri energi dari berbagai negara, para investor, perusahaan global, dan lembaga yang aktif dalam penelitian dan pengembangan EBTKE. Salah satu pemenangnya adalah Green School (Yayasan Kulkul), sebuah sekolah alam di Bali. Acara ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki energi fosil yang berlimpah, PEA sangat bersungguh-sungguh dalam mengelola sumber EBT secara efisien.
Putra Mahkota Kerajaan PEA Mohammed bin Zayed al Nahyan dalam sambutannya menegaskan bahwa EBT sudah menjadi keniscayaan dan dengan inovasi serta terobosan teknologi, proses produksinya akan semakin efisien sehingga menjadikan harga jualnya semakin murah dan kompetitif dibandingkan dengan energi fosil (konvensional).
Selain itu, Jonan juga melakukan pertemuan bilateral dengan para Menteri Energi Timur Tengah, 16 Januari 2017. Antara lain:
- Pertemuan dengan Menteri Energi Qatar, Mohammed Bin Saleh Al-Sada
Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendorong inisiatif kerja sama yang sudah dan akan dilakukan oleh PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). PLN sudah melakukan pembahasan awal tentang kerja sama investasi dengan Nebras pada PLTG di Sei Rotan Medan. Sedangkan Pertamina berencana untuk mengimpor LNG dari Qatar. Menteri Jonan dan Menteri Muhammed Bin Saleh Al - Sada sepakat untuk mendorong BUMN masing-masing negara untuk lebih intensif menindaklanjuti hasil pertemuan ini.
- Pertemuan Bilateral dengan Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Khalid Al-Falih
Dalam pertemuan tersebut dibahas tindak lanjut dari hubungan kerja sama investasi antara Pertamina dan mitra dari Arab Saudi, yaitu Dallah Trans Arabia untuk penyediaan avtur di Bandara King Abdul Azis Jedah dan Saudi Aramco untuk usaha kilang minyak dan pembelian minyak mentah dari Arab Saudi. Untuk pembelian minyak mentah, Menteri Jonan menyampaikan kepada Menteri Al-Falih agar Indonesia termasuk ke dalam kelompok most favourable nation (MFN) sehingga mendapatkan harga pembelian yang lebih murah dari yang selama ini berlangsung.
Pemerintah Indonesia juga memberikan kesempatan kepada Saudi Aramco untuk juga berpartisipasi dalam pengembangan kilang di Balongan dan Dumai dengan nilai investasi mencapai US$6 miliar.
- Pertemuan Bilateral dengan Menteri Energi PEA, H.E. Eng. Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei
Pada Senin (16/1/2017) malam dilakukan pertemuan bilateral antara Menteri ESDM dan Menteri Energi PEA. Pada pertemuan tersebut dibahas beberapa peluang kerjasama kedua negara dan sektor swasta khususnya di bidang EBT. Pertemuan diakhiri dengan penandatangan Nota Kesepahaman untuk kerjasama pada bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, EBT serta mineral dan batubara.
Pagi hari sebelum menghadiri Penghargaan Energi, Menteri Jonan bertemu dengan CEO Masdar, Moh. Jameel Al Ramahi pada jamuan makan pagi. Masdar adalah perusahaan milik Pemerintah PEA yang antara lain bergerak dalam bidang EBTKE. Saat ini Masdar telah berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan harga 2,99 cent Dolar AS/kWh dan sedang dalam tahap lelang serta persiapan konstruksi untuk PLTS baru dengan penawar terendah 2,42 cent Dolar AS/kWh.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Jonan menyatakan bahwa harga listrik energi matahari di Indonesia sangat sulit kalau sampai menyentuh 2,99 cent Dolar AS/kWh seperti di PEA, namun setidaknya bisa lebih murah dari saat ini, yaitu di atas 14 cent Dolar AS/kWh. “EBT harus bisa berkompetisi dengan energi fosil, kita coba, karena kita berjuang untuk rakyat, harga listrik harus bisa lebih terjangkau oleh banyak masyarakat, jadi coba dilihat apa saja yang bisa diefisienkan sehingga harganya bisa turun, ungkap Menteri Jonan.
Menteri Jonan menambahkan bahwa Masdar menyatakan minatnya untuk berinvestasi pada bidang energi surya dan energi terbarukan lainnya di Indonesia. “Kalau Masdar bisa menyediakan listrik matahari dengan harga 6 cent Dolar AS/kWh saya langsung teken persetujuan mereka untuk investasi”, jelas Menteri Jonan.
Selanjutnya, pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan CEO Mubadala Petroleum (MP), Musabbeh Al Kaabi yang telah berinvestasi di sektor pengembangan gas di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 500 juta dan berminat untuk terus mengembangkan bisnisnya di sektor energi melalui penambahan portofolio hulu migas di Indonesia.
Sebelum bertolak kembali ke tanah air, pada Selasa (17/1/2017) pagi waktu Abu Dhabi, sesuai penugasan Presiden Joko Widodo kepada Menteri ESDM sebagai focal point kerja sama investasi Timur Tengah dan Afrika Utara, Menteri Jonan menyempatkan diri untuk menerima kunjungan (courtesy call) CEO Abu Dhabi Terminals (ADT) Martijn Van De Linde dan menjelaskan serta mengarahkan minat ADT melakukan investasi di bidang pelabuhan, khususnya pembangunan pelabuhan Makasar.
Untuk memastikan tindak lanjut kerjasama investasi yang disepakati pada kunjungan kerja ini dapat dilaksanakan dengan baik, Menteri ESDM akan memantau perkembangannya secara teratur. “Paling tidak tiap tiga bulan sekali, saya akan ke Timur Tengah untuk membahas perkembangannya”, pungkas Menteri Jonan.
Komentar
Berita Terkait
-
Pengelolaan Blok ONWJ Oleh Pertamina Pakai Skema Gross Split
-
Ditanya Soal Divestasi Saham Freeport, Arcandra Berkelit
-
Perusahaan Tambang Asing Kini Wajib Divestasi 51 Persen Sahamnya
-
PWYP Indonesia Desak Pemerintah Batalkan Relaksasi Ekspor Mineral
-
Kementerian ESDM Luncurkan Aturan untuk Melistriki 2.500 Desa
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing