Merck, perusahaan sains dan teknologi terkemuka, terus memperbesar bisnisnya secara berkelanjutan selaras dengan perkembangan pasar. Hal ini tidak hanya terlihat dari pendapatan yang lebih tinggi dalam sektor bisnis kesehatan yang berhasil dibukukan, namun juga dari komitmen investasi peningkatan kapasitas pabrik yang telah menghabiskan total Rp49 miliar pada 2016.
Dr Martin Feulner, Presiden Direktur PT Merck Tbk menyebutkan di masa depan, pendorong utama kelanjutan pertumbuhan Merck adalah pertumbuhan organik dari pasar yang telah mereka kuasai.
"Ekspansi secara geografis ke negara-negara yang berbeda, serta kekuatan merek produk kami. Perseroan juga akan tetap konsisten dalam memberikan produk berkualitas terbaik, salah satunya melalui investasi yang konsisten dan optimal untuk peningkatan kapasitas produksi tablet dan kapsul hingga 35 persen serta sejumlah pembaharuan infrastruktur pabrik yang berjalan sejak 2015 hingga 2018,” kata Martin dalam keterangan resmi, Kamis (13/4/2017).
Selain komitmen investasi yang terus berjalan sejak 2015, sepanjang tahun 2016 Merck juga berhasil mencatat laba bruto sebesar Rp542 miliar, meningkat 9 persen dibandingkan tahun 2015. Penjualan Merck juga naik 5 persen, dari Rp983 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1,03 triliun di tahun 2016.
"Sementara itu, total aset Perseroan mencapai Rp744 miliar, meningkat 16 persen dari Rp642 miliar pada 2015," ujar Martin.
Penjualan bisnis obat resep (Biopharma) Merck tumbuh 18,6 persen di saat pasar hanya tumbuh 5,4 persen. Pertumbuhan ini telah memungkinkan Biopharma berkontribusi hingga 42 persen terhadap penjualan Perseroan. Sementara bisnis obat bebas (Consumer Health) Merck berhasil tumbuh 13,5 persen di tengah pasar yang sangat kompetitif.
"Penjualan obat bebas berkontribusi hingga 49 persen terhadap penjualan Perseroan," tutup Martin.
Merck melanjutkan pendekatan Public Private Partnership guna meningkatkan kesadaran masyarakat, pasien dan praktisi kesehatan terhadap berbagai penyakit. Upaya proaktif ini berhasil meningkatkan penjualan secara signifikan, misalnya produk untuk tiroid yang meningkat hingga 30 persen dan untuk infertilitias yang meningkat hingga 40 persen. Keikutsertaan Biopharma dalam program JKN berkontribusi sebesar 20 persen dari total penjualan Biopharma. Selain itu, Biopharma juga melanjutkan inisiatif untuk variasi jenis produknya.
Baca Juga: Merck Sharp Dohme Pharma Serap Capex 2 Juta Dolar AS
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pemutihan BI Checking Bagi KPR Rumah Subsidi, Kapan Direalisasikan?
-
BMRI Kuartal III: Kredit Korporasi Melesat, Kualitas Aset Solid, Dividen Menggoda
-
5 Fakta Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Benarkah Iuran Jadi Gratis?
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025