PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan para entitas anak mencatat kinerja keuangan pada triwulan I 2017 dengan pertumbuhan laba bersih 10,7 persen. Dengan demikian, laba bersih BCA menjadi Rp 5,0 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,5 triliun.
Perolehan laba bersih ini ditopang oleh capaian pertumbuhan kredit BCA. Pada akhir Maret 2017, outstanding kredit BCA tercatat sebesar Rp409 triliun, tumbuh 9,4 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi meningkat 17,9 persen YoY menjadi Rp152,6 triliun.
"Sementara kredit komersial & UKM naik 1,7 persen YoY menjadi Rp144,7 triliun," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Kredit konsumer tumbuh 9,4 persen YoY menjadi Rp111,7 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Kredit pemilikan rumah naik 10,4 persen YoY menjadi Rp66,1 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,3 persen YoY menjadi Rp35,1 triliun. Pada akhir triwulan I 2017 outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp10,5 triliun, tumbuh 10,7 persen YoY.
Pada akhir Maret 2017, rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen, meningkat dari 1,3 persen pada akhir Desember 2016. Meskipun demikian, rasio NPL BCA tetap berada di bawah rata-rata industri perbankan yang berada pada kisaran 3 persen dan dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.
Pada triwulan I 2017 BCA membukukan cadangan kredit sebesar Rp12,2 triliun, meningkat 29,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, rasio cadangan kredit bermasalah tercatat sebesar 203,3 persen. Posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) sebesar 23,1 persen dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio – LFR) sebesar 75,1 persen per 31 Maret 2017.
“Dihadapkan pada ketidakpastian perubahan suku bunga global dan risiko ketidakstabilan arus dana global, kami akan memperhatikan posisi likuiditas dan permodalan yang kokoh sementara terus berupaya mempertahankan kualitas kredit. BCA akan memantau secara cermat atas perkembangan makroekonomi dan masing-masing sektor secara individu guna memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang timbul,” tutur Jahja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur