Indonesia memang termasuk warganya cepat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Kepemilikan telepon seluler pintar (smartphone) dan akses internet bisa dibilang maju pesat dalam 15 tahun terakhir.
Sayangnya melek internet dan gadget masyarakat Indonesia tidak diikuti dengan melek finansial atau keuangan yang baik. Sampai saat ini, belum ada separuh dari rakyat Indonesia yang memiliki rekening bank. Untuk berbagai produk jasa keuangan yang lain, lebih parah lagi karena persentasenya lebih rendah.
Untunglah dalam lima tahun terakhir, bisnis digital berkembang dengan pesat. Diawali dengan situs belanja online (e-commerce) yang menjamur, kini jasa keuangan berbasis aplikasi dan internet atau fintech juga maju pesat.
Salah satu fintech yang menonjol di Indonesia saat ini adalah Cermati.com yang dikelola oleh PT. Dwi Cermat Indonesia. Diluncurkan pada april 2015, Cermati adalah perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi keuangan. Perusahaan ini didirikan oleh para ahli teknologi veteran yang sudah berpengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi global terkemuka seperti Google, LinkedIn, Microsoft dan Oracle.
"Kami memiliki pengalaman total lebih dari 16 tahun dalam membangun perangkat lunak dan website yang sudah digunakan oleh lebih dari ratusan juta pengguna di seluruh dunia," kata Chief Executive Officer (CEO) Andhy Koesnandar, dalam wawancara khusus dengan Suara.com di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Cermati.com menyediakan berbagai macam informasi untuk membantu masyarakat Indonesia menemukan produk keuangan terbaik. Cermati juga menyediakan akses data ke ribuan produk keuangan secara gratis untuk memudahkan masyarakat Indonesia membuat keputusan finansial yang cermat.
Misi Cermati adalah membantu masyarakat Indonesia dapat lebih memahami produk-produk finansial yang tersedia bagi mereka. Sebab, seringkali informasi produk finansial sangat sulit ditemukan dan sulit dimengerti.
"Selain itu, kami juga membantu masyarakat Indonesia dalam mendapatkan produk finansial yang ideal dengan mencermati semua layanan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan," ujar Andhy.
Perjalanan Andhy memulai bisnis startup yang berkantor di Garden Shopping Arcade no 9 BL Podomoro City-Central Park, Jakarta ini tidaklah mudah.
Baca Juga: Billy Boen, Pakar Pengembangan Diri Young On Top
Andhy menghabiskan masa kecilnya di Surabaya, Jawa Timur. Selepas lulus SMA, pengusaha muda kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, tersebut merantau ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 2002 untuk menempuh studi di S1 University of Washington dan S2 University of Nebraska.
Selepas lulus kuliah, Andhy kemudian bekerja di perusahaan pembuat piranti lunak komputer terbesar di dunia, Microsoft Corporation. Andhy bekerja di Microsoft selama tujuh tahun dari 2007 sampai 2014. "Disana saya bekerja di bagian pengembangan teknologi," jelas Andhy.
Setelah tujuh tahun bekerja dan memiliki karir yang bagus, Andhy kemudian bertanya kepada dirinya sendiri apakah lanjut menetap di Negeri Paman Sam ataukah pulang ke tanah air.
Andhy kemudian berkenalan dengan Oby Sumampouw dan Carlo Gandasubrata saat studi di AS. Oby sendiri juga telah berkarir di berbagai macam perusahaan berbasis teknologi di wilayah Silicon Valley. Empat tahun terakhirnya dihabiskan berkarir di LinkedIn membangun LinkedIn News dan LinkedIn Infrastructure. Sebelumnya Ia juga pernah bekerja di Google, dan Oracle.
Andhy bersama kedua rekannya tersebut memutuskan kembali ke Indonesia untuk mulai membangun Cermati pada bulan Desember 2014 silam. Waktu awal mulai, kelahiran Cermati.com merupakan salah satu fintech yang paling awal lahir di Indonesia. "Untunglah ada dukungan bagus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kami apresiasi Pemerintah Indonesia cukup terbuka dengan produk keuangan secara online," urai Andhy.
Andhy memaparkan produk keuangan yang ditawarkan kepada konsumen tidak berbeda dengan industri jasa keuangan konvensional, seperti pinjaman dan kartu kredit. Belakangan, Cermati.com juga mulai memasarkan produk asuransi dari perusahaan yang menjadi mitra.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA
-
Ripple Labs Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Borong XRP
-
OJK Catat Nilai Kerugian dari Scam Capai Rp 7 Triliun
-
Biodata dan Karier Thomas Sugiarto Oentoro, Resmi Jabat Wakil Direktur Garuda Indonesia
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Mampukah Stimulus BLT Gairahkan Ekonomi Akhir Tahun?
-
Ada BLT Rp300 Ribu Cair Bulan Ini, Siapa Saja yang Berhak Menerimanya?