Suara.com - Pada 2014, Bank Indonesia meluncurkan program Gerakan Nasional Non-Tunai. Mempermudah transaksi keuangan jadi salah satu tujuannya.
Tapi ada satu hal lain yang menjadi dasar digalakkannya gerakan non-tunai ini, bisa lebih hemat. Apakah benar demikian? Apa kalau transaksi tunai pasti lebih boros? Mari kita bedah bersama-sama.
Transaksi Non-Tunai vs Tunai
Seperti namanya, transaksi non-tunai sama sekali tidak melibatkan duit cash. Yang diperlukan adalah kartu atau kertas sebagai alat pembayaran.
Kartu yang bisa digunakan untuk transaksi non-tunai antara lain:
Kartu kredit
Kartu ini diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan yang berwenang dengan cara nasabah mengajukan permohonan terlebih dulu. Jika memakai kartu kredit untuk transaksi, kita mesti membayar belakangan ketika tagihan datang.
Saat akan membeli barang, berikan kartu kredit ke petugas kasir. Nantinya petugas akan memasukkan data harga barang ke mesin EDC, lalu menggesekkan kartu itu.
Untuk verifikasi transaksi, kita selaku pemilik kartu kredit memasukkan nomor identifikasi personal (PIN). Dulu, verifikasi bisa pakai tanda tangan. Tapi sudah ada aturan yang mewajibkan penggunaan PIN demi keamanan.
Kartu debit
Kartu debit sering juga disebut sebagai kartu ATM. Jika membuka rekening tabungan di bank, biasanya akan dapat kartu ini untuk menarik uang di mesin ATM atau transaksi.
Bedanya dengan kartu kredit adalah kita bisa menggunakan kartu debit untuk transaksi hanya jika ada dana di tabungan. Sebab, dana akan otomatis terpotong saat kita menggunakannya untuk transaksi.
Verifikasi transaksi dengan kartu debit juga memakai PIN. Prosesnya pun sama dengan kartu kredit, yakni lewat mesin EDC.
Kartu uang elektronik
Kartu yang juga kerap dinamai e-money ini cukup jauh berbeda dengan kartu debit dan kredit. Cara kerjanya lebih mirip dengan voucher pulsa.
Untuk bisa menggunakan e-money untuk transaksi, kartu harus diisi dulu. Kartu ini umumnya diterbitkan bank, antara lain lewat kerja sama dengan pihak lain seperti minimarket atau angkutan umum.
Penggunaan kartu uang elektronik bisa juga untuk naik angkutan umum, misalnya kereta komuter dan bus Transjakarta di Ibu Kota. Kartu ini dapat dipakai juga untuk bayar tarif tol lewat gerbang khusus yang biasanya sepi antrean.
Selain 3 kartu itu, sebenarnya ada alat transaksi non-tunai lainnya seperti cek dan giro. Tapi nasabah individu jarang menggunakannya. Biasanya, alat itu dipakai untuk transaksi perusahaan atau dalam jumlah besar.
Melihat penjelasan di atas, terlihat bahwa jika memilih transaksi menggunakan metode non-tunai, kita gak perlu pegang duit banyak-banyak. Godaan beli ini-itu pakai duit cash bisa lebih ditekan.
Pemakaian kartu untuk belanja bisa lebih dijaga. Dengan kartu kredit, misalnya, ada limit yang ditentukan bank. Kita pun bisa menentukan limit sendiri agar gak kebablasan.
Dengan menggunakan transaksi non-tunai, kita pun bisa terhindar dari kesalahan hitungan. Pernah tidak kita ngasih duit kelebihan tanpa sadar. Kalau pakai kartu, kita bisa bayar pas dengan melihat layar pada mesin EDC.
Nah, kalau pakai transaksi non-tunai, nominal harga sudah terlihat oleh kedua pihak. Kita pun jadi bisa berhemat, sementara mereka tidak repot menghitung uang yang kita berikan dan menyiapkan kembalian.
Berita Terkait
-
6 Alasan Mengapa Kartu Pembayaran Lebih Aman Dibanding Uang Tunai
-
Bank Danamon Luncurkan Fitur Baru Pembayaran Kartu Kredit
-
BI Ungkap Tiga Modus Kejahatan Sistem Pembayaran
-
Yuk Manfaatkan Promo Kartu Kredit untuk Berbelanja Kebutuhan Leba
-
Pahami Dulu Apa Itu Kartu Kredit Agar Benar-benar Membantu Anda
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah